Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Mereka Menangis di Keheningan Malam

Ketika malam tiba, nuansa spiritual hadir dalam jiwa para ulama. Ketika lentera yang menyinari rumah-rumah mereka dimatikan, tak ada yang terlihat mata. Gelap. Namun dalam selimut gelap itulah nuansa spiritual mengental. Mereka menangis dalam beragam latar.

Khalifah Umar bin Abdu Aziz. Meskipun ia bisa menerangi seluruh istananya, ia lebih suka menikmati gelapnya malam. Di tengah malam selepas seharian mengurus rakyatnya, ia shalat malam dan menangis dalam persujudannya. “Ia terus menangis hingga kedua matanya tertidur, kemudian terbangun dan menangis lagi dan lagi,” kata Fatimah binti Abdul Malik, “Dia menghabiskan sebagian besar malamnya seperti itu.”

Ibnu Jauzi mengisahkan, Abu Muhammad biasa menangis di malam hari. Mengapa ia suka menangis di malam hari? “Ia takut jika ia sudah tidak bisa menemui pagi,” kata istrinya. Masya Allah… ingat mati benar-benar dimiliki ahli ibadah ini. Ia memperbanyak ibadah dan menangis di malam hari karena menyadari bahwa tak ada yang bisa menjaminnya bahwa esuk hari ia masih hidup atau telah mati.

Ada pula ulama yang suka menangis di malam hari sebab begitu mendapati gelapnya malam, ia langsung ingat dengan alam barzakh. Ia menyadari, tengah malam yang gulita saja sudah demikian sunyi, bagaimana dengan kuburan yang tertimbun tanah. Tak ada celah. Tak ada cahaya, tak ada teman bicara. Terbujur kaku sendirian, hanya ditemani oleh amal dalam masa penantian panjang. Entah berapa lama hingga kiamat datang. Yang menakutkan, tak ada jaminan bahwa amal-amal sepanjang kehidupan diterima Allah Azza wa Jalla. Bagaimana jika semuanya menguap tak tersisa karena tidak ikhlas pada-Nya. Bagaimana jika seluruhnya tertolak karena tercampur syahwat dunia, riya dan berharap puja?

Ada pula yang menangis karena mereka paham betul. Bahwa hanya mata yang berjaga dalam jihad fi sabilillah dan mata yang menangis karena Allah yang akan diselamatkan dari api neraka. “Dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka,” sabda sang Nabi suatu ketika, “mata yang berjaga dalam jihad fi sabilillah dan mata yang menangis karena Allah.”

Para ulama menemukan banyak alasan untuk menangis dan bersimpuh dalam keheningan malam. Bagaimana dengan kita? [Muchlisin BK/Bersamadakwah]


Lengkapnya Klik DISINI

Inilah Kisah Mengharukan Seorang Pendeta di Pedalaman Kalimantan Memeluk Islam

http://islamedia.id/wp-content/uploads/2015/08/pendeta-masuk-islam.jpg
Seorang mantan pendeta Kristen Protestan menuliskan sebuah surat yang ditujukan kepada Tuan Syaikh Abdurrozzaq, dalam surat tersebut mantan pendeta tersebut menerangkan bagaimana kronologis akhirnya dirinya memeluk agama Islam.

Mantan pendeta yang tinggal di Pedalaman Kalimantan tersebut bernama Robert Tanhu Mangkulang dengan nama Islam Abdurrahman Al Islami.

Abdurahman Al Islami belum sempat mengirimkan surat tersebut, mungkin karena sakit yang dideritanya, akan tetapi surat tersebut ditemukan oleh saudaranya yang non muslim ditumpukan buku-bukunya sebulan setelah wafatnya.

Berikut ini isi suratnya dikutip dari website resmi Ustadz Firanda Adireja
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله
Kepada yang saya cintai karena Allah Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga Allah memberkahi anda.
Perkenalkan nama saya Robert Tanhu Mangkulang dengan nama Islam Abdurrahman al Islami 58 tahun, berasal dari suku Dayak Kalimantan.
Sebelumnya saya minta maaf bila mengganggu waktu anda dan aktifitasnya. Saya ingin menceritakan kisah singkat tentang kehidupan saya dan juga harapan saya di akhir hidup saya yang tersisa.
Saya masuk Islam pada tanggal 15 Desember 2011, mulanya saya masuk Islam dan mengenal Agama Islam karena keraguan agama yang saya yakini, di keluargaku 6 bersaudara semuanya berbeda agama, ada hindu paganisme, kristen katholik dan protestan, tapi tidak ada satu pun yang masuk Islam karena keluarga kami menganggap Islam agama yang rumit dan sulit.
Selama 30 tahun lebih saya menjadi misionaris protestan dan terakhir menjadi kepala gereja di seluruh kota di Kalimantan, tepatnya di Kutai Barat, selama itu pula saya diberikan kecukupan rezeki harta dan jabatan yang layak karena itulah tujuan para pendeta, dari keenam kali pernikahan saya tidak dikaruniai anak keturunan, harta yang saya punya dipakai untuk bersenang-senang dan habis di meja judi.
Di akhir masa tua ini saya merasa takut dan gelisah dengan agama yang saya yakini yaitu kristen protestan. Tidak membawa ketenangan dan ketentraman, sebelum saya mengenal Islam ini saya meneliti dan membanding-bandingkan kitab-kitab injil saya dengan kitab yang dulu, ada sisi yang kontradiktif antara satu dan lainnya, ditambah lagi saya ingin menghabiskan masa tua di tempat kelahiran saya.
Sebulan kemudian saya memutuskan untuk pergi meninggalkan gereja demi niat saya untuk pindah mencari ketenangan hati. Singkat cerita kami, yaitu saya dan murid saya yang mengantar sampailah di satu pelosok kabupaten Paser yang mayoritas 90 prosen adalah penganut paganisme dan animisme, namun selama puluhan tahun ditinggalkan ada sedikit berbeda, ada beberapa orang yang masuk agama Islam diantaranya mantan mertua yaitu bapak istri saya ketiga ternyata sudah menjadi muslim.
Seperti biasa di pagi hari saya selalu berkeliling untuk berolahraga, sengaja saya melewati rumah bekas istri saya karena penasaran kami berdiskusi dan berdialog dengan mereka, padahal dulu mereka adalah orang-orang yang nakal dan brutal namun ada perubahan drastis dengan sikap perilaku dan penampilan yang islami.
Tuan Syaikh Abdurozzaq desa kami desa terisolir dan jauh dari keramaian, selama puluhan tahun tidak ada da’i atau ustadz yang masuk ke pedalaman, lalu saya tanyakan kepada mereka apa yang menyebabkan mereka masuk Islam? Mereka bercerita ada seorang pemuda jawa yang datang dari kota kecamatan selalu datang membawa alat penghisap darah penyakit dan mengamalkan agamanya, karena keramahan dan budi pekerti yang baik mereka belajar, dari mulai 2 keluarga yang masuk Islam hingga 30 keluarga (setara 40 orang dewasa 18 anak kecil) yang belajar tentang agama Islam.
Selesai berdialog mereka memberi buku kecil berjudul “Sebab-Sebab Kebahagiaan” karya Syaikh Abdurozzaq dan buku Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis. Sampai di rumah sebelum tidur saya membaca dan merenungi tiap makna dari lembaran buku itu, entah kenapa badan saya merinding, dada bergemuruh karena takjub dengan penjelasan kebahagiaan yang saya cari selama ini.
Puluhan tahun saya berkhotbah di hadapan jamaah, baru kali sekarang saya mendapat suatu kata indah walaupun ada beberapa yang kurang dimengerti dalam bahasanya tapi saya faham akan maksud dan tujuan si penulis.
Keesokan harinya saya bertemu dengan teman-teman di desa untuk menanyakan kapan pemuda itu kembali akan datang? ternyata hari itu mereka sudah ada janji untuk menjemput lewat sungai karena daratan berlumpur setelah hujan lebat.
Setelah ketemu kami yaitu saya mengutarakan niat saya untuk memeluk agama Islam maka dengan keyakinan yang kuat saya mengucapkan syahadat di hadapan 8 laki-laki dewasa dan 4 wanita walaupun agak sulit karena saya belum terbiasa dan tidak bisa maka saya dituntun untuk membaca “Laailaha illallah Muhammad Rasulullah”.
Pemuda tadi memegang erat tangan saya dan memeluknya tubuh ini dengan haru lalu dia ucapkan “Bapak sekarang menjadi saudara saya dalam Islam maka berbahagialah bapak dengan jaminan Allah, bahwa dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya kita akan bertemu di surga”
Setelah itu kami berbincang dan berbagi pengalaman, dan saya tanyakan kepada pemuda ini dimana saya bisa bertemu dengan penulis ini buku, sambil menunjukkan buku yang saya bawa. Ternyata pemuda ini pun belum pernah bertemu atau melihat langsung Syaikh Abdurrozzaq, dia hanya mendengar suara di radio swasta sebelum dia merantau ke Kalimantan, bahkan bila ada kunjungan penulis buku ini dia tidak bisa hadir karena kemampuannya untuk datang ke Jakarta.
Dua minggu kemudian dia datang kembali membawa buku-buku pelajaran cara praktis membaca al-Quran dan papan tulis, sekaligus memberi kabar gembira bahwa Syaikh Aburrozzaq akan datang bulan Februari di Jakarta tahun 2012, maka saya katakan ke padanya “Mari kita berangkat ke Jakarta, masalah ongkos saya yang akan tanggung, bawa juga keluargamu”. Namun dia menolak dengan alasan bahwa dia mengajarkan agama bukan karena harta dan iming-iming materi dunia, tapi saya bersikeras untuk memberi dia uang. Selama dua tahun naik turun bukit pemuda ini hanya digaji dengan ikan dan pisang sedangkan saya diberi sesembahan para jamaah setiap minggu.
Akhirnya dia menerima dan membelikan tiket untuk keberangkatan kami di bulan Februari 2012 bersama keluarganya.
Sejak saat itu kami belajar dan saya pun belajar dengan sungguh-sungguh akan kebaikan Islam, umumnya di suku kami tidak ada paksaan untuk memeluk agama lain karena perbedaan agama boleh asal jangan mengganggu adat istiadat yang ada di desa kami yang mayoritas hindu paganisme.
Di pagi hari badan saya sakit semua, hernia kambuh dan seluruh kaki terasa berat digerakkan, dengan bantuan tetangga dibawa ke poliklinik terdekat lalu saya diobati dengan obat-obatan seadanya karena klinik kampung yang ada di desa tidak ada petugas yang jaga itupun yang mengobati adalah bidan kampung/dukun anak.
Seminggu kemudian pemuda ini datang dan berniat untuk menjemput saya ke rumahnya serta tinggal beberapa hari di rumah samping mushola, namun takdir berkata lain jangankan untuk jalan, berdiripun tak mampu. Pemuda ini membacakan beberapa do’a dan dia meminta madu dan air serta diminumkan kepada saya, sore harinya saya agak membaik, bisa jalan tertatih-tatih, saya minta ijin tidak hadir dalam pengajian iqro dan ia pun mengerti.
Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa bertemu atau datang ke jakarta, sampaikan salam dan tolong tuliskan rasa terima kasih kepada Syaikh Abdurozzaq, saya akan ke rumah teman yang ada di kabupaten untuk melihat tayangan langsung, kebetulan dia mempunyai parabola. Akhirnya pemuda ini berangkat bersama keluarganya ke jakarta, ada seorang ibu yang menitipkan barang untuk Syaikh berupa tas karena kecintaan beliau kepada tuan Syaikh Abdurrozzaq.
Hari minggu 19 februari 2012, hari itu saya sangat senang melihat wajah anda Syaikh Abdurrozzaq, walaupun ada gangguan dan sinyal yang buruk tapi ada pelajaran yang bisa diambil “bahwa bila kita ingin meraih cinta Allah harus mendahulukan perintah-perintah-Nya”. Saya ingin sekali mendengar tapi suara, gambar dan tayangannya tersendat-sendat, sehingga waktu itu saya jadi berfikir kenapa saya tidak memaksakan berangkat ke jakarta.
Tuan Syaikh Aburrozzaq sejak itu pula saya mulai mengerti arti kehidupan dalam pandangan Islam bahwa dunia hanya sementara sedangkan akhirat kekal dan abadi.
Ada kejadian yang membuat saya miris dan sedih, pemuda tadi dicegat dan diinterogasi oleh sebagian aparatur desa, yang ironisnya mereka adalah muslim, mereka menganggap pemuda ini mengajarkan ajaran menyimpang karena itu dia tertahan dan tidak bisa mengajar lagi, lalu datanglah saudara kami “Maris” salah satu tokoh yang masuk Islam dia menjelaskan kepada aparatur desa bahwa dia hanya mengajarkan baca tulis al-Quran.
Dua bulan tiga bulan sampai satu tahun dia tidak pernah datang lagi, apalagi setelah kami warga muslim ikut-ikutan ritual belian (pemanggilan roh-roh halus), mau tidak mau, suka atau tidak suka kami harus mengikutinya adat-istiadat karena ini solidaritas suku. 
Tuan Syaikh Abudrrozzaq pemuda ini tidak pernah datang lagi, kami memaklumi dan mengerti dia membutuhkan perubahan dari kami dan juga perjuangan untuk melawan adat tapi kami tidak mampu, dan lagi beliau juga perlu penghasilan untuk keluarga semoga Allah memudahkan urusan pemuda ini.
Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga dengan tulisan ini dan sampainya tulisan ini di hadapan anda semoga ada da’i atau ustadz yang mau ke tempat kami, dulu waktu kami menjadi misionaris kami bisa ke pelosok-pelosok tapi umat Islam yang kata anda rahmat semesta alam tidak ada yang bertahan ke pedalaman. Maka disisa umurku ini saya berharap bisa bertemu di surga kelak. Saya mempunyai penyakit kronis bisa saja setelah ini Allah mencabut nyawa saya, sekali lagi terimakasih untuk anda dan Islam.
Abdurrahman al-Islami

Muara Andeh, 15 Agustus 2014
Berikut ini pertanyaan mantan pendeta ketika Syaikh Abdurrozzaq mengisi di Jakarta : https://youtu.be/vDL3aFKHXO0?t=6719

Berikut ini scan surat mantan pendeta:
[islamedia/firanda]
Lengkapnya Klik DISINI

Virus Merah Jambu Dalam Bingkai Ikhtilath

Ilustrasi. (kartinki2008.ru)
Ilustrasi. (kartinki2008.ru)
Semua bencana itu bersumber dari pandangan
Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api
Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang seperti panah yang terlepas dari busurnya
Berasal dari sumber matalah semua marabahaya
Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya
Tapi jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang akan datang membawa bencana.
Pernahkah anda merasa kagum dengan seseorang, pria atau wanita? Simpati dengan perilakunya? Harap-harap cemas tak pasti, selalu ingat akan wajahnya yang cantik atau ganteng, dikit-dikit galau, takut kehilangan dirinya, dan rela mengeluarkan kocek yang dalam untuk seseorang yang dikagumi?

Itulah cinta yang adalah sunnatullahNya. Kalau cinta disalahgunakan jadilah ia seperti virus yang menyerang sistem ketahanan iman. Bisa saja ilmu yang dalam tak mampu menangkal serangan virus cinta ini, virus merah jambu. Virus yang bisa menggerogoti antibodi keikhlasan seseorang dalam berdakwah. Itu yang berbahaya teman.

Seringkali di luar sana kita melihat wanita muslim dengan kerudungnya yang suci harus ternodai saat jalan berduaan dengan seseorang yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang syar’i, apalagi mereka yang berdalih pacaran Islami. Mana ada teman dalam Islam mengajarkan pacaran, itu cuma buatan teman-teman liberal yang ingin menghancurkan jatidiri Islam yang sesungguhnya. Belum lagi teman-teman kita seakidah harus terjun ke lembah maksiat manakala berduaan teleponan berjam-jam dengan seseorang yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang syar’i, tak ada hijab antara keduanya, memang sih sepele tapi hati-hati mas bro mbak sis, virus merah jambu bisa datang dari arah mana saja dan dalam berbagai kesempatan.

Tahukah teman, ikhtilath dalam bahasa kita bercampur baur antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang dibenarkan oleh Islam adalah tradisi Yahudi? Mereka menemukan sarana yang paling efektif untuk menyerang basis ketahanan orang-orang Islam dengan merangsang mereka melakukan kejahatan dan mengumbar hawa nafsu. Ikhtilath itu adalah sarana maksiat kepada Allah SWT dan RasulNya. Ikhtilath adalah salah satu dosa besar yang dapat mendatangkan laknatNya, mampu menodai kehormatan keluarga dan masyarakat, dapat menjadi cikal bakal permulaan zina dan mengundang siksaan dari Allah SWT.

Rasulullah Saw bersabda, “Ada 3 jenis orang yang kita jangan bertanya kepada mereka. Orang yang keluar dari jama’ah dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam keadaan bermaksiat, seorang budak perempuan dan laki-laki yang berlari (dari tuannya) kemudian ia mati, dan seseorang wanita yang ditinggal keluar suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia tabarruj setelah itu. Jangan bertanya kepada mereka” (HR Imam Ahmad). Kemudian dalam sabdanya yang lain, “Aku membai’atmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan kebohongan dari hadapanmu (karena perbuatan lisan dan kemaluan), tidak meratapi (orang mati) dan tidak berhias dengan berhiasnya Jahiliyah awal” (HR Imam Bukhori).

Terus gimana dong dengan status jomblonya nih? Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan. Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai insan tatkala berbagai rasa sedih, gelisah, rindu dan benci menerpa. Kesendirian adalah moment untuk mengasah diri bermentalkan kemandirian. Seperti kepompong dalam kesendiriannya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Untuk saat ini hanya Allahlah tempat sandaran dan pegangan yang terbaik.

Adapun obat yang ampuh untuk menangkal serangan virus merah jambu ini adalah dengan banyak berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa melindungi kita dari godaan syaithon dan jiwa yang lemah serta mengokohkan jalan cinta hakiki kita hanya untuk Allah SWT. Kemudian senantiasa memperbaharui iman karena iman sendiri sifatnya yang turun naik sesuai dengan kadar taqorrub kita kepada Allah SWT.
#edisi peduli JoKer (Jomblo Keren)
 
 sumber
Lengkapnya Klik DISINI

JANGAN SANGKA TOMBOL WINDOWS ITU TIDAK BISA APA-APA .. COBA KALIAN PELAJARI DIBAWAH INI !!

 
1. Kalau kamu mau meninggalkan mejamu sebentar, kamu bisa menekan tombol Windows dan tahan kemudian tekan L, dengan begini layar kamu akan terkunci dengan sendirinya, tidak perlu khawatir ada yang menyalahgunakan komputermu.

2. Ketika mau cari dokumen, orang biasa akan membuka "my computer". Bagi professional, dia akan menekan tombol windows+E, dan kamu akan langsung masuk ke PC Manager.

3. Bos kamu datang ketika kamu main game! Bagaimana? Jangan gegabah! Langsung tekan windows+D, kamu akan langsung masuk ke dekstopmu!

4. Trik – trik yang mewah, tekan windows +tab, layar kamu akan terganti menjadi 3D

5. Alat perekam di dalam windows. Tekan saja windows+R dan ketik psr.exe, setelah itu kamu bisa langsung memulai rekaman.

6. Windows +R dan masukan osk, layar kamu akan muncul keyboardvirtual!

7. Gambar / tulisan di layar terlalu kecil, tekan windows ditambah "+" atau"-" ,dan kaca pembesar akan muncul di layar, kamu bisa memperbesar atau memperkecil gambar di layar!

8. Sekarang ini computer kita banyak program, contohnya ID, dan kita akan membuka banyak halaman di browser kita. Dengan ctrl+Tab, kamu bisa menukar halaman di browsermu. Dan tekan ctrl+w, kamu bisa langsung menutup halaman yang sedang dibuka.

9. Ctrl+Esc memunculkan layar Start10. alt+space+c menutup halaman yang sedang dibuka.Semoga Bermanfaat.
Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......