Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Menangis sebagai Bahasa Komunikasi Isteri

“Pernahkah anda menjumpai isteri anda tiba-tiba menangis, tanpa ada sebab yang bisa anda pahami ?” Ini pertanyaan saya kepada para suami setiap kali mengisi pelatihan keluarga di berbagai tempat. Jawaban para suami selalu sama, “Sangat sering”. Pertanyaannya adalah, mengapa perempuan secara umum lebih sering menangis dibandingkan kaum lelaki ? Apa maksud tangis mereka ?

Dalam kehidupan rumah tangga, banyak sekali cara yang digunakan untuk berkomunikasi. Suatu ketika suami dan isteri bisa berdiskusi dengan lancar tentang berbagai macam tema. Mereka berdua mengobrol, bercerita, berdialog tentang berbagai urusan rumah tangga hingga urusan dunia. Mereka bisa saling mengungkapkan perasaan dan keinginan masing-masing dengan lancar, tanpa kendala dan tanpa kekakuan suasana.

Namun relasi suami isteri sering mengalami fluktuasi, kondisinya bisa sangat cepat berubah. Ada masa dimana hubungan di antara mereka menjadi jauh dan berjarak. Mereka berdua tidak bisa nyaman berdiskusi, tidak bisa jenak bercerita, tidak bisa lancar berkata-kata. Suasana di dalam rumah terasa sangat kaku bahkan sangat menyiksa. Ada suasana asing dan aneh yang menyelimuti rumah tangga, sehingga mereka berdua memilih saling mendiamkan dan tidak bertegur sapa.

Kadang ada keinginan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saat isteri memendam banyak sekali perasaan yang tidak bisa ditumpahkan dengan kata-kata, maka mengalirlah air mata. Rata-rata kaum perempuan lebih mudah dan lebih banyak menangis dibanding rata-rata laki-laki. Konon, rata-rata perempuan menangis sekitar 47 (empatpuluh tujuh) kali dalam setahun, sedangkan laki-laki hanya 7 (tujuh) kali saja. Tingginya hormon prolaktin dalam tubuh perempuan diduga menjadi salah satu penyebabnya.

Ketika isteri menangis, sesungguhnya ia sedang mengekspresikan perasaan dan mencurahkan keinginan yang terpendam. Ia ingin mengungkapkan sesuatu, namun tidak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Mungkin perasaan sangat bahagia, mungkin perasaan sangat terluka, mungkin perasaan sangat kagum, mungkin perasaan sangat benci. Air mata lebih bisa mewakili perasaan yang ingin diungkapkan dibandingkan dengan kata-kata. Ada sangat banyak keterbatasan kata untuk mewakili suasana hati.

Bagi para suami, hendaklah semakin pandai memahami bahasa komunikasi yang satu ini. Saat melihat isteri menangis, pahamilah ia tengah berkomunikasi dengan bahasa air mata. Oleh karena itu tidak layak bagi para suami untuk memarahi isteri yang sedang menangis, atau memaksanya untuk diam. Apalagi jika sampai mengancam dan menggunakan kekerasan dalam rangka membuat sang isteri menghentikan tangisnya. Bukankah ia sedang berkomunikasi lewat tangisnya, mengapa dipaksa diam ? Para suami harus bersedia mendengar dan menampung tangis isterinya, sebagai bagian dari media berkomunikasi.

Ada sangat banyak pesan yang bisa disampaikan lewat tangis isteri. Para suami harus semakin pandai memahami pesan yang sedang disampaikan isteri lewat tangisnya. Mungkin saja ada pesan seperti ini yang hendak disampaikan sang isteri melalui tangis :

“Aku sungguh sangat mencintaimu”.

“Aku tidak ingin kehilanganmu”.

“Aku sangat bangga menjadi isterimu”.

“Suamiku, betapa bahagia hatiku berdekatan denganmu”.

Atau bisa jadi, ada pesan seperti ini :

“Engkau benar-benar tidak memahami perasaanku”.

“Engkau salah mengerti tentang diriku”.

“Engkau tidak pernah mempedulikanku”.

“Engkau tidak tahu betapa sangat sakit hatiku”.

Mungkin juga, isteri sedang mengirim pesan seperti ini :

“Aku kecewa sekali dengan sikapmu”.

“Engkau lelaki yang sangat kasar dan tidak berperasaan”.

“Aku sangat membenci perbuatanmu”.

“Malu sekali aku menjadi isterimu”.

Ketika selesai menangis, ada perasaan lega. Seperti telah berhasil melenyapkan gunung yang menghimpit tubuhnya. Perasaannya lebih nyaman dan suasana emosinya menjadi lebih stabil. Apalagi ketika suami mendekat dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta kelembutan, serasa perasaannya lebih terdukung. Ia merasa memiliki arti dan dihargai. Ia merasa dimengerti dan dicintai. Ia merasa benar-benar disayangi.

Namun apabila suami berlaku keras dan kasar saat isteri menangis, justru akan memperpanjang tangis sang isteri. Dipastikan suami akan gagal menangkap pesan nonverbal yang disampaikan lewat tangis sang isteri, jika ia melakukan tindakan kekerasan dengan memaksa isteri menghentikan tangisnya. Sungguh sebuah tindakan bodoh memaksa isteri berhenti menangis dengan cara yang keras dan kasar, karena pasti tidak akan berhasil.

Para suami harus menyediakan kelapangan dada untuk menampung dan mendengarkan tangis sang isteri. Jangan disikapi dengan cuek, pura-pura tidak tahu, sengaja tidak mempedulikan, atau bahkan melakukan tindakan kekerasan untuk memaksa menghentikan tangis. Pahamilah bahwa air mata merupakan salah satu bahasa komunikasi, seperti bahasa komunikasi lainnya. Maka saat isteri menangis, pertanda ia tengah mengajak berkomunikasi, dan suami harus merespon komunikasi itu dengan bahasa yang tepat.

Kadang kala suami merasa jengkel karena ia telah sangat lelah dan jenuh menghadapi permasalahan di luar rumah. Ia telah sangat penat menghadapi persoalan di kantor tempatnya bekerja, dan ingin ada suasana rehat di rumah. Ia ingin istirahat dan ingin meringankan beban yang tengah dirasakan akibat persoalan di dunia pekerjaan. Namun di rumah ternyata menjumpai suasana yang tidak diharapkan. Sesampai di rumah ia menjumpai isterinya berlaku asing dan sangat sensitif. Menyambut kedatangan suami dari kerja bukan dengan senyum dan keramahan, justru dengan ledakan tangis.

Menghadapi situasi seperti itu, para suami harus bersikap dingin. Tidak boleh emosional. Para suami harus menyadari bahwa isteri dan anak-anak di rumah memiliki hak untuk mendapatkan dirinya dalam suasana yang segar, selalu fresh. Sebagaimana kantor tempatnya bekerja, ingin mendapatkan dirinya selalu dalam suasana segar dan penuh semangat. Tidak layak kesegaran dan semangatnya hanya diberikan untuk kantor, sementara pulang dengan sisa-sisa tenaga. Sisa-sisa kesegaran, sisa-sisa perasaan, sisa-sisa semangat saja yang dibawa pulang ke rumah.

Isteri selalu menjumpai suami dalam suasana kusut saat di rumah, padahal isteri juga sedang mengalami banyak masalah. Maka muncullah suasana sentimentil, dan meledaklah tangis isteri di saat suami sedang menghendaki ketenangan. Kondisi ini harus disikapi dengan tenang dan proporsional. Para suami hendaknya membaca bahwa tangis sang isteri merupakan bahsa komunikasi. Ada pesan yang hendak disampaikan lewat tangis itu. Kendati sedang dalam suasana lelah dan jenuh, para suami harus bersikap dingin hati dan sejuk pikiran. Hadapilah dengan sepenuh jiwa, bahwa itulah realitas kehidupan yang senyatanya.

Kita tidak sedang hidup di dunia sinetron atau sinema. Kita hidup di alam yang senyatanya. Maka berbagai peristiwa kehidupan harus disikapi dengan bijaksana. Hadapi tangis isteri dengan bahasa perasaan. Tampunglah tangisnya, kendati anda juga sedang dalam kondisi jenuh dan penat menghadapi problematika dunia kerja di luar rumah. Dengan cara itu, anda berdua telah merajut bahasa komunikasi lewat hati. Suami tidak perlu kaget dan risau dengan tangis isteri, dan isteri tidak perlu kecewa karena tangisnya tidak ditanggapi.

Semakin lama usia pernikahan anda, harus semakin pandai memahami setiap simbol dan bahasa yang digunakan pasangan dalam menyampaikan pesan. Menangis adalah salah satu simbol dan juga bahasa, yang sering digunakan para isteri untuk berkomunikasi. Jangan lagi disalahpahami para suami.

Cahyadi Takariawan
http://www.islamedia.web.id/2013/06/menangis-sebagai-bahasa-komunikasi.html 
Lengkapnya Klik DISINI

Islam dan Senioritas

Nabiel bin Fuad Al Musawa 
“Barangsiapa yang tidak menyayangi anak-anak muda dan tidak mengetahui hak (dalam riwayat yang lain: tidak menghormati) orang-orang dewasa, maka ia bukanlah golongan kami.”[1]

Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah seorang nabi, bukanlah semata-mata seorang pemimpin yang bijak ataupun seorang pemikir yang jenius saja. Karena jika tidaklah demikian maka tidak mungkin ia akan menempatkan masalah sayang pada yang muda serta hormat pada yang tua ini pada kedudukan sedemikian tingginya. Cobalah anda perhatikan akhir sabdanya itu… bukanlah golongan kami… Apa makna katakata ini?! Orang yang tidak menghormati yang tua dan menyayangi yang muda adalah bukan golongan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, atau dengan kata lain bukan ummat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam!

Subhanallah.. Betapa malangnya dan betapa meruginya mereka yang datang di  hari Kiamat kelak dengan berbagai pahala tetapi tidak diakui sebagai ummat beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mengapakah sampai sedemikian keras ancaman beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam itu?!

Sebagaimana saya katakan di awal tulisan ini, karena beliau adalah seorang Nabi!
Seorang pemikir yang brillian ataupun seorang pemimpin yang bijak tidak akan demikian tinggi menempatkan permasalahan ini, cukuplah kalau beliau mengatakannya sebagai sebuah keutamaan atau kebaikan belaka.

Tapi sebagai seorang nabi, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menganggap masalah hilangnya penghormatan pada orang dewasa dan lenyapnya kasih-sayang kepada orang muda sebagai sebuah masalah besar, dan bahkan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memasukkannya dalam salah satu bentuk pengagungan terhadap kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Simaklah sabdanya yang lain berikut ini: “Sesungguhnya termasuk dalam mengagungkan ALLAH adalah memuliakan orang-orang tua…”[2]

Lebih jauh dari itu dengan wahyu kenabiannya beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memerintahkan kepada seluruh kaum Muslimin agar penghormatan kepada yang lebih tua ini diaplikasikan dalam realitas kehidupan keseharian, seperti dalam etika berbicara, beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu memerintahkan agar hendaklah dimulai oleh yang lebih tua, sebagaimana dalam tegurannya kepada Abdurrahman bin Sahl yang memulai pembicaraan, padahal ia adalah yang termuda ketika itu (dari kedua sahabatnya Huwayyishah dan Muhayyishah).[3]

Demikian pula dalam mengangkat seorang menjadi pemimpin jika keilmuan dan keagamaannya setara hendaklah didahulukan yang lebih tua,[4] kecuali jika keilmuan dan keagamaan berbeda maka haruslah didahulukan ilmu dan agamanya, sebagaimana dalam sabdanya Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam: Yang paling berhak menjadi Imam bagi suatu kaum adalah yang paling menguasai kitabuLLAH, jika dalam hal tersebut sama derajatnya maka yang paling menguasai as-Sunnah, jika sama pula maka yang paling dahulu hijrah, jika sama hijrahnya maka yang paling tua…”[5]

Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tak henti-hentinya mengingatkan, menegur dan memperbaiki ummatnya agar senantiasa menempatkan para senior lebih dahulu dari yang lebih yunior, seperti dalam barisan shalat berjama’ah beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam senantiasa berpesan agar barisan pertama diisi oleh para ahli ilmu dan yang lebih senior.[6] Demikian seterusnya sampai pun dalam menguburkan orang yang meninggal, beliau selalu menanyakan mana yang lebih berilmu? Dan jika sama dalam keilmuan dan keagamaan maka beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan agar yang lebih senior didahulukan penguburannya.[7]

Tentunya apa yang beliau lakukan dan biasakan untuk kita lakukan ini tidak berarti membolehkan seorang senior menyombongkan diri dan membangga-banggakan senioritasnya. Hal ini adalah sikap yang sangat tercela dan bukanlah menjadi bagian dari pembahasan kita. Sifat sombong adalah tercela baik karena alasan apapun, apakah karena ilmu, kedudukan, senioritas bahkan karena merasa lebih taqwa sekalipun adalah diharamkan dan sangat dicela dalam Islam, firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “… Dan janganlah kamu merasa dirimu itu suci, karena Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang lebih bertaqwa (diantaramu).” (QS An Najm, 53: 32).

Yang beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tanamkan adalah sifat tawadhu’ (rendah hati) dan menyayangi bagi yang senior dan sebaliknya beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menanamkan agar para yunior mendahulukan dan menghormati yang lebih senior. Alangkah indah dan serasinya, sehingga kedua sikap ini akan berkelindan dan bertemu ditengah-tengah dalam hubungan yang sangat erat dan mendalam, antara kasih-sayang dan penghormatan, antara rendah hati dan penghargaan. Subhanallah…

Demikianlah pelajaran dan teladan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya, sehingga hal ini menjadi kebiasaan dan perilaku keseharian dikalangan generasi para sahabat dan salafus-shalih, sebagaimana perkataan sahabat Abu Said Al  Khudhriy Radhiyallahu ‘Anhu: “Ketika masa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam aku masih remaja, dan aku banyak menghafal perkataan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak ada yang menghalangiku untuk banyak menceritakan hadits beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika itu kecuali karena pada saat itu masih banyak para sahabat yang lebih senior dari aku.” [8]


[1] Hadits Riwayat: 1. Abu Daud, kitab Al Adab, bab ar-Rahmah. 2. Tirmidzi, kitab Al Birru wash Shilah, bab Ma ja’a fi Rahmati Shibyan. 3. Di-shahih-kan oleh Albani dalam At Ta’liqu Ar Raghib (I/66); Lihat juga komentarnya dalam Shahihu Targhib wa Tarhib (I/117).
[2] HR. Abu Daud dengan sanad hasan, lihat dalam Takhrijul Misykah (4972), juga dalam Ta’liqu Ar Raghib (I/66).
[3] HR. Bukhari, kitab Al Adab, bab Al Haramu Al Kabir; Muslim kitab Al Qasamah.
[4] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad (147) dengan sanad yang hasan.
[5] HR. Muslim (hadits no. 291 dan 673).
[6] HR. Muslim (hadits no. 123 dan 432).
[7] HR. Bukhari III/170.
[8] HR. Bukhari I/363 dan III/162; Muslim (hadits no. 88 dan 964).

sumber 
Lengkapnya Klik DISINI

Al-Quran dan Ilmu-ilmu Al-Quran

al-quran solusiMendengarnya pun, banyak orang yang masuk Islam, menelaah dan mendalaminya semakin yakin akan kebesarannya, memahami setiap huruf, kata, dan kalimatnya menunjukkan keluasan ilmu yang terkandung di dalamnya. Inilah al-Qur’an al-Karim yang menjadi pegangan pokok umat Islam di sepanjang hidupnya.

Allah SWT tengah menurunkan 114 surat secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW (Al-Isra: 106). Sebaliknya, Dia menurunkan al-Qur’an kepada orang yang hidup di masa ini secara sekaligus 114 surat tidak lagi secara berangsur-angsur. Namun, kebanyakan orang kafir pada saat itu meminta kepada Rasulullah SAW supaya al-Qur’an diturunkan secara sekaligus (Al-Furqan: 32).

Bagaimana supaya kita dapat memahami al-Qur’an? Ada logika sederhana penulis, jika kita hendak merasakan manisnya air kelapa, tentu saja kita harus mempunyai alat seperti golok untuk dapat membuka kelapa tersebut, tidak seperti monyet yang memegang kelapa tetapi tidak tahu cara membuka manisnya air kelapa. Begitu juga dengan al-Qur’an, jika ingin merasakan manisnya kandungan al-Qur’an dari setiap huruf, kalimat dan ayatnya, tentu saja harus dibuka dengan alatnya yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an. Tidak seperti monyet ngagugulung kelapa,

Dalam terjemah arab, ilmu-ilmu al-Qur’an mempunyai arti ‘ulum al-Qur’an. Al-Zarkasyi menyebutkan bahwa Ulumul Qur’an ada sebanyak tujuh ribu ilmu (Al-Burhan: 2007: 7). Banyak sekali para sahabat yang menjadi Turjuman al-Qur’an seperti yang populer adalah Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an perlu dijelaskan supaya dapat merasakan manisnya setiap kata dan kalimatnya.

Begitu juga dengan para Ulama tafsir yang banyak menulis kitab-kitab tafsir semata-mata hanya untuk memberikan pemahaman kepada orang di zamannya. Seperti beberapa kitab yang dikelompokkan oleh al-Dzahabiy dalam bukunya bahwa para ahli tafsir ada yang tergolong penafsirannya kepada ma’tsur yaitu yang hanya mengandalkan penafsiran dari aspek riwayat saja yakni upaya menjauhkan dari berbagai dakhil yang infiltrasi terhadap setiap redaksi al-Qur’an (‘ilmu al-Tafsir: 1119: 64-68). Pun, ada yang membuka penafsirannya dari aspek ra’yi yaitu dengan cara mengandalkan kemampuan intelektualnya semata.

Kedua pendekatan ini, jika dikaji dari aspek sosio kultural masyarakat pada zamannya adalah upaya untuk menjawab karakter masyarakat pada setiap zamannya. Misalnya, mengapa Zhilal al-Qur’an karya Sayid Quthb digolongkan sebagai tafsir harakiy yakni tafsir pergerakan. Karena secara psikologi ia hidup dalam kekangan politik, sehingga dalam setiap redaksi tafsirnya mempunyai motivasi untuk selalu menjadi penggerak sebuah gerakan Islam.

Sangat berbeda dengan kitab Ibnu Katsir yang berusaha untuk membebaskan tafsir dari aspek israiliyat yakni dongeng-dongeng tanpa sumber yang jelas pada zaman yang banyak membuat cerita dinisbatkan terhadap ayat al-Qur’an. Karenanya, penafsirannya pun sangat berbeda dengan karakter tafsir Sayid Quthb. Begitu juga dengan kitab-kitab tafsir lainnya seperti al-Raziy dan al-Zamakhsyari, dan banyak lagi yang lain.

Karena ilmu tafsir adalah bagian dari Ulumul Qur’an, maka kebutuhan masyarakat Islam terhadap tafsir al-Qur’an sangat besar sehingga dijaga dengan pembukuan-pembukuan tafsir. Seperti, tafsir Mafatih al-Ghaib karya al-Razi (w. 606 H), Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karya al-Baidhawiy (w. 691 H), Madarik al-Tanzil wa Haqa`iq al-Ta`wil karya al-Nasafiy (w. 701 H), Lubab al-Ta`wil fi Ma’an al-Tanzil karya al-Khazin (w. 741 H), al-Bahru al-Muhith karya Abu Hayyan (w. 745 H), Ghara`ib al-Qur’an wa Ragha`ib al-Furqan karya al-Naisabury (w. 728 H), Tafsir al-Jalalain karya al-Mahalliy (w. 791 H) dan al-Suyuthiy (w. 911 H), al-Siraj al-Munir karya al-Syarbainiy (w. 977 H), Irsyad al-‘aql al-Salim ila Mazaya al-Qur’an al-Karim karya Abu Su’ud (w. 982 H), dan Ruh al-Ma’aniy karya al-Alusy (w. 1270 H), al-Kasyaf ‘an Haqa`iq al-Tanzil wa ‘uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta`wil karya al-Zamakhsyariy (w. 538 H), Fathu al-Qadir karya al-Syaukaniy (w. 1250 H), dan lain sebagainya.

Tujuan adanya penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an adalah upaya untuk membuka setiap rahasia yang terkandung dalam setiap lafazh ayat al-Qur’an supaya dapat dipahami secara maknanya dengan kadar kemampuan intelektualnya masing-masing. Kekayaan khazanah tafsir ini perlu diteliti ulang tidak hanya menerima saja setiap apa yang termaktub di dalamnya. Misalnya, penafsirannya al-Suyuthiy dalam al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma`tsur di dalam surat al-Bayyinah: 7 menafsirkan bahwa kata “Khair al-Barriyah” itu adalah Ali dan pengikutnya yang akan mendapat keridhaan di hari kiamat nanti. Kendati tafsir ini disebut ma’tsur tidak harus seluruhnya diterima secara gamblang tetapi harus adanya penelitian ulang atau pengkajian supaya lebih luas lagi. Karena banyak ulama tafsir yang hanya sebagai pengumpul, tidak melihat shahih atau dhaifnya sebuah riwayat tersebut.

Lagi-lagi, dalam beberapa penafsiran ra’yi banyak sekali penafsiran yang berbeda seperti huruf al-Muqatha’ah ada yang tawaquf dengan hanya menyebut Allahu’alam bi Muradih (hanya Allah yang Maha Mengetahui Maksudnya), ada pula yang menerjemahkan secara harfiah seperti dalam kitab al-Khazin Kaf diartikan Karim dan Kabir, huruf Ha mempunyai arti Hadin, huruf Ya diartikan Rahim, huruf ‘ain dengan arti ‘alim, huruf Shad diartikan Shadiq.

Melihat banyaknya perbedaan penafsiran dalam khazanah intelektual Muslim itu menjadikan kita lebih kaya dengan ilmu, dan itu menandakan masih terbukanya pintu ijtihad untuk memikirkan banyak hal, tidak semata-mata berhenti di satu titik yang dianggap sudah mapan menyebabkan banyak orang taklid pada satu kitab atau guru tidak ingin mengembangkan kembali penafsiran-penafsiran yang sudah ada.

Pendekatan Ilmu Sains

Kemampuan seseorang berbeda-beda dalam menafsirkan al-Qur’an, terkadang ada yang mampu memahami al-Qur’an dari aspek matematika, psikologi, astronomi, fisika, teknik, biologi, anatomi, teknologi, genetika, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan keluasan kandungan al-Qur’an yang mencakup berbagai disiplin ilmu tidak hanya mengikat seputar kebahasaan seperti balagah, nahwu, sharaf, ulumul qur’an seperti asbabun nuzul, maki madani, nasikh mansukh, qashashul qur’an, ilmu tafsir, dan lain sebagainya.

Ulumul Qur’an adalah sebuah pisau atau metodologi untuk dapat membuka dan menelaah al-Qur’an secara lebih mendalam dan luas sebagaimana beberapa kitab Ulumul Qur’an yang sudah popular di kalangan umat Islam seperti al-Burhan Ulum al-Qur’an karya al-Zarkasyi, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an karya al-Suyuthiy, al-Nasikh wa al-Mansukh karya Ibnu Salamah, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an karya al-Shabuniy, Mabahits fi ‘ulum al-Qur’an karya al-Qaththan, dan lain sebagainya masih banyak lagi.

Ini sebuah metodologi, kita boleh mengembangkan secara lebih luas lagi jika tengah menemukan teori-teori baru yang dapat memberikan pemahaman baru terhadap umat Islam. Pendekatan al-Qur’an terkadang tidak hanya dapat didekati dengan satu titik ilmu saja, namun memerlukan beberapa pendekatan ilmu lain seperti kedokteran, psikologi, teknologi, matematika, fisika, biologi, anatomi, genetika, dan lain sebagainya.

Misalnya, dalam surat al-Baqarah: 234 yang bermakna setiap istri yang ditinggalkan mati oleh para suaminya mempunyai ‘iddah harus menunggu selama empat bulan sepuluh hari jika hendak menikah lagi. Dalam teori usul fikih, maqashid dari adanya ayat ini adalah upaya Li Bara`ati al-Rahmi artinya untuk melihat ada atau tidak adanya janin di dalam rahim si perempuan tersebut. Logika saat ini, sekarang untuk melihat ada atau tidaknya janin tak perlu menunggu sampai empat bulan sepuluh hari, cukup dengan USG kita dapat melihat ada dan tidaknya janin tersebut sebelum waktu yang dicantumkan dalam al-Qur’an.

Ayat tersebut seolah-olah mentah dengan adanya perkembangan teknologi masa kini, seakan-akan tak berlaku kembali apa yang disebutkan empat bulan sepuluh hari dalam al-Qur’an itu. Akan tetapi, ada seorang pakar genetika, Robert Guilhem yang menemukan ayat tentang masa ‘iddah perceraian di dalam al-Quran surat al-Baqarah: 228 yang bermakna, para istri yang dicerai hendaknya menunggu selama tiga kali suci. Para ulama sepakat tiga kali suci itu adalah tiga bulan. Pertanyaan dari seorang Robert Guilhem, mengapa harus menunggu selama tiga bulan?

Setelah sekian lama meneliti, ternyata setiap perempuan yang menikah kemudian mereka bercerai, maka bekas mantan suaminya dapat hilang selama tiga bulan, sebelum tiga bulan bekas tersebut masih ada di perempuan tersebut, apalagi setelah empat bulan sepuluh hari. Lihat lengkapnya Robert Guilhem: http://indonesia.faithfreedom.org/forum/robert-guilhem-gara-gara-iddah-masuk-islam-t49976/#p883179.

Hal ini menunjukkan bahwa, al-Qur’an perlu pendekatan ilmu-ilmu al-Qur’an dan beberapa aspek disiplin ilmu sains supaya lebih terasa manisnya bagi orang yang kehausan, petunjuknya bagi orang yang dalam kegelapan, obat bagi orang yang sedang sakit jiwanya, dan bagi semua orang yang hendak menyelami lautan ilmu dan hidayah dari al-Qur’an.
Lengkapnya Klik DISINI

Seni Ketidakmungkinan | Anis Matta

Sejarah kepahlawanan tidaklah ditulis dengan mulus. Para pahlawan Mukmin sejati tidak selalu menghadapi situasi dan peristiwa yang mereka inginkan. 


Kita mungkin akan lebih kuat apabila situasi dan peristiwa yang tidak kita inginkan itu sudah kita duga sebelumnya, sehingga ada waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi.

Akan tetapi, apa yang akan dilakukan para pahlawan mukin sejati apabila mereka menghadapi situasi dan peristiwa yang tidak mereka inginkan dan tanpa mereka duga sebelumnya? Ini jelas berbeda dengan situasi sebelumnya. Di sana kita mempunyai waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi,tetapi di sini kita tidak mempunyai waktu itu.


Di sana secara psikologis kita akan lebih siap, tetapi di sini kita tidak terlalu siap. Namun, saat-saat seperti ini akan selalu terulang dalam kehidupan para pahlawan mukimin sejati. Saat-saat seperti ini merupakan saat yang paling rumit dalam hidup mereka. Dan inilah salah satu momentum kepahlawan dalam hidup mereka.

Yang pertama kali mereka lakukan adalah menerima kenyataan itu apa adanya. Mereka tidak menolaknya, tidak juga mencela atau mengumpatnya. Dalam situasi seperti itu mereka menjadi sangat realistis; situasi atau peristiwa itu sudah terjadi, ia sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat ditolak. Maka, jalan terbaik adalah menerimanya apa adanya. Tentu saja, tidaklah cukup hanya dengan menerima situasi dan peristiwa itu apa adanya. Maka, yang selanjutnya mereka lakukan adalah menentukan kemungkinan paling buruk yang dapat mengalihkan arah perjalanan mereka menuju kepahlawan. Jalan menuju kepahlawan itu haruslah jelas, sejelas matahari dalam benak dan kesadarannya.

Dengan begitu, ia mengetahui semua kemungkinan yang dapat mengalihkan arah perjalanannya. Misalnya, hadirnya situasi atau peristiwa tertentu di luar kehendaknya dan di luar dirinya serta tanpa ia duga sebelumnya, namun ia menyentuh dan mempengaruhi kehidupannya secara keseluruhan.

Itulah poin paling penting yang harus ia tentukan ketika selanjutnya ia berinteraksi dengan peristiwa atau situasi tersebut. Apabila poin yang dapat mengalihkan arah perjalanannya telah is temukan, maka langkah selanjutnya adalah mengadaptasikan dirinya dengan situasi-situasi baru yang terjadi setelah perubahan keadaan tersebut. Pikiran, jiwa, dan ruhnya harus belajar hidup normal dalam situasi-situasi baru tersebut.

Akan tetapi, dalam proses itu pula ia mencoba menemukan celah yang dapat mengambalikan kekuatan dirinya secara penuh, menemukan saat-saat keseimbangan optimalnya dari seluruh instrumen kepribadiannya dan memuntahkan karya-karya terbaiknya dalam situasi-situasi tersebut. Ia melampaui dengan tenang seluruh hambatan-hambatan yang merintanginya dalam situasi-situasi baru itu.

Kalau politik didefinisikan sebagai seni kemungkinan, kepahlawanan adalah kebalikannya; seni ketidakmungkinan.[]
sumber : pkspiyungan.org
Lengkapnya Klik DISINI

Pesepakbola Muslim “Oase di Benua Biru” (bagian – 2)

pemain muslim
Pemain sepakbola Muslim yang berlaga di liga-liga Eropa menjadi minoritas di benua biru. Karena itu, mereka acapkali harus mempertahankan keyakinannya di tengah budaya yang berbeda dengan yang dianutnya. Tidak jarang dibutuhkan ketahanan mental agar mereka mampu mempertahankan dan menjalanakan keyakinan yang dipeluk. Tujuannya tak lain agar mereka tetap eksis dan bisa berprestasi di liga yang digelutinya.

Selain di Liga Premier Inggris, pemain-pemain sepak bola muslim ternyata tersebar juga di beberapa Liga Top Eropa. Salah satunya adalah di La Liga Spanyol. Layaknya sebagai seorang muslim, merekapun memiliki ciri khas tersendiri didalam mengamalkan ajaran agama Islam yang mereka yakini.

Berikut Profil beberapa pesepak bola muslim di La Liga Spanyol.

Mesut Ozil, Gemar Berdoa dan Membaca Al-Fatihah

ozil 
Mesut Ozil dikenal sebagai pemain sepakbola Muslim yang taat. Karena itu, menjelang pertandingan dia selalu tidak lupa memanjatkan doa agar bisa bermain apik di lapangan.

Kalau selama ini aksi berdoa yang dilakukan Ozil hanya terekam di lapangan sebelum wasit meniup peluit tanda pertandingan dimulai, kali ini lain lagi. Pemain Der Panzer tersebut juga tertangkap kamera berdoa ketika para pemain Real Madrid tengah menunggu di lorong stadion guna menuju lapangan.

Ada satu ciri khas yang kerap dilakukan Ozil ketika berhasil mencetak gol kegawang lawan. Ozil tidak terlalu terbawa euforia usai mencetak gol sebagaimana dilakukan pesepakbola pada umumnya. Ia hanya merayakannya dengan berpelukan bersama rekan-rekannya dan setelahnya berdoa.

Hal itu dilakukannya sebagai tanda bersyukur kepada Sang Pencipta lantaran bisa mengukir prestasi di lapangan hijau.

Pemain timnas Der Panzer Jerman keturunan Turki ini, berkomitmen menjalankan perintah agama sepanjang waktu. Ketika memasuki bulan Ramadhan, ia rutin berdoa dan membaca Alquran. Sesibuk apapun kegiatannya bersama Real Madrid, Ozil selalu berusaha untuk membaca beberapa ayat Alquran.

Eric ‘Bilal’ Abidal, Selalu membaca Al-qur’an di setiap kesempatan.

eric abidal 
Abidal adalah salah satu pesepak bola dunia yang beragama Islam. Sejatinya, dia adalah seorang mualaf. Sang bintang memeluk agama Islam baru enam tahun terakhir. Terlahir di Lyon, Prancis, pada 11 September 1979, Abidal berasal dari keluarga imigran asal Afrika. Sebelumnya, Abidal merupakan seorang pemeluk agama Katolik.

Pertemuan dengan wanita yang kini menjadi istrinya telah mengantarkannya pada agama Allah SWT. Setelah menikah dengan Hayet Abidal, seorang perempuan asal Aljazair, Abidal memeluk agama Islam. Setelah mengucap dua kalimah syahadat, ia berganti nama menjadi Eric ‘Bilal’ Abidal.

Istri adalah motivator utama bagi suami. Hal itu sangat dirasakan betul oleh bek kiri tim nasional Prancis dan FC Barcelona, ”Bagiku, dia (Hayet) adalah sebuah permata. Dia juga pemegang kemudi yang sangat menakjubkan. Saya beruntung mendapat perempuan seperti dia, yang sanggup memberikan arahan dan pendapat yang logis sebelum aku memutuskan hal krusial, termasuk dalam memilih karier,” ungkap Abidal

Besarnya peran Hayet dalam kehidupan pribadi Abidal sudah dibuktikan sejak mereka menikah. Usai menikah, Abidal memilih memeluk Islam setelah mendapat bimbingan intensif dari sang istri yang asli Aljazair. ”Semua berlangsung alami. Pilihan memeluk agama Islam bukan karena faktor istriku, tapi sebuah hadiah yang tiba-tiba saja muncul. Itu benar-benar terjadi apa adanya. Mengalir begitu saja dan membuatku merasa bahagia,” ungkap Abidal.

Abidal bukan hanya dikenal sebagai sosok Muslim yang taat beribadah, pria dua anak itu juga dikenal sebagai sosok yang sangat keras mempertahankan kewibawaan Islam di mata dunia. Salah satunya dilakukan saat ia menggalang gerakan protes saat marak pemberitaan tentang film Innocent of Moslem yang merendahkan derajat Nabi Muhammad SAW. “Rasul (Muhammad SAW) adalah manusia yang paling mulia. Tidak boleh ada yang menghinanya dengan cara apa pun,” ujarnya.

Abidal juga selalu bepergian dengan membawa kitab suci Alquran. Dalam salah satu dokumentasi perjalanan Barcelona saat melakukan penerbangan di Liga Champions, Abidal lebih memilih membaca Alquran ketimbang bersenda gurau seperti rekan-rekan lainnya di tim. Membaca Alquran, kata Abidal, membawa ketenangan tersendiri bagi jiwanya. (sbb/dakwatuna.com)

Lengkapnya Klik DISINI

Ikut Membangun Masjid, Pria Amerika Ini Akhirnya Memeluk Islam

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi). 
Dari kota metro New York, Umar Abdul Aziz memilih pindah ke Abiquiu, sebuah kota kecil di New Mexico. Mencari pekerjaan, demikian niat awalnya pindah. Ia merupakan seorang pekerja konstruksi yang tergiur ikut serta pada proyek pembangunan besar di Abiquiu. Ya, Umar melamar menjadi tukang bangunan masjid.

Tapi, siapa sangka kepindahannya ke Abiquiu merupakan pintu awal menuju hidayah. Bekerja membangun masjid bersama pekerja Muslim membuat Umar jatuh hati pada agama ini.

"Aku benar-benar menikmatinya. Itu adalah pengalaman yang indah," ujar Umar menggambarkan perasaannya saat menjadi bagian dari pembangunan masjid Abiquiu.

Kisah Umar memang berawal dari kesulitan hidup karena menganggur. Ditambah lagi, ia harus menafkahi dua putranya yang saat itu masih berusia sembilan dan 10 tahun. Umar sempat pindah ke Santa Fe dan tinggal bersama adiknya di sana.

Tapi, di kota tersebut Umar tetap saja tak mendapat pekerjaan. Hingga pada suatu pagi, ia membaca sebuah artikel surat kabar mengenai yayasan yang berencana membangun masjid di Abiquiu. Dengan keahlian pertukangan yang ia miliki, ia pun bersemangat untuk mendaftar sebagai pekerja konstruksi di yayasan tersebut.

Keesokan hari, dengan semangat Umar menuju Abiquiu dengan mengendarai truk tua milik adiknya. Ia melamar kerja dan langsung diterima. Ia pun senang bukan kepalang, akhirnya pekerjaan yang ia impikan datang juga. Tak banyak membuang waktu, Umar segera mengemasi barang-barang dan pindah dari rumah adiknya menuju Abiquiu. Di kota kecil itu, dia dan putranya tinggal di sebuah kamp di belakang masjid. Banyak pekerja konstruksi masjid yang tinggal di sana.

Sejak saat itu, Umar pun bertetangga dengan beberapa Muslim. Sosialisasi yang menyenangkan dirasakan oleh Umar. Ia sering kali diajak masak, sarapan, dan jalan-jalan bersama. Setiap kali waktu Subuh tiba, para Muslimin telah terjaga. Umar pun terbiasa mengikuti ritme mereka. Saat bekerja membangun masjid pun mereka menjadi teman yang menyenangkan.

"Kami tinggal di perkemahan di belakang masjid dan kami tinggal sepanjang musim panas. Saat itu, kami amat sangat menikmati. Anak-anak saya benar-benar menikmatinya dan itu adalah pengalaman yang indah," ujar Umar.

Itulah kali pertama ia tertarik pada Islam. Umar pun merasakan budaya yang beragam tak membuat teman-teman Muslimnya itu tak akur. Satu Tuhan dan satu agama membuat beragam etnis hidup rukun. "Aku bertemu banyak orang baik dari tim kerja yang tinggal di desa Abiquiu. Jadi, itu adalah tim yang amat beragam. Aku bertemu Muslim dari Amerika, Eropa, Turki, dan Arab yang ikut serta dalam proyek pembangunan masjid ini," kata Umar.

Saat mengerjakan proyek masjid, ia mendapat kesempatan untuk belajar teknik bangunan. Menurut Umar, masjid yang dibangun di Abuquiu itu merupakan masjid pertama di Amerika yang bahan bangunannya dari batako. Lengkungan kubah ala Mesir yang tak pernah dijumpai di Amerika diterapkan saat membuat masjid tersebut. Sebagai pencinta konstruksi, Umar pun merasakan kebahagiaan saat ikut membangunnya. "Banyak orang New Mexico yang datang kemari untuk belajar bangunan ala Mesir," tuturnya.

Alhasil, selama bekerja membangun masjid, hidupnya yang selama ini terlunta tiba-tiba menjadi hal yang menyenangkan. Ia sangat bahagia dapat bergabung bersama Muslimin. Bergaul dengan Muslimin membuatnya mengenal Islam. Sehingga, bukan hanya rezeki yang ia dapat setelah bekerja di sana, hidayah pun kemudian merasuki lubuk hati Umar. Ia mempelajari agama Islam, kemudian memantapkan diri di atas agama yang diridhai Allah. Ia pun memeluk Islam pada 1969. 


sumber : republika.co.id

Lengkapnya Klik DISINI

Pengguguran Dosa Dan Dinaikan Derajat

Dari Mu’adz Ibn Jabal R.A Diceritakan suatu saat Rasulullah SAW terlambat datang ke masjid untuk mengimami shalat subuh, hal yang tak biasa Rasulullah SAW lakukan, para sahabat pun lama menunggu beliau. Hampir saja matahari terbit sampai kemudian beliau datang dengan bergegas. Mengimami sholat dengan membaca Surah yang cukup pendek. Usai menunaikan sholat kemudian Rasulullah SAW menceritakan keterlambatan beliau.

“Semalam aku terbangun dan kukerjakan sholat. Setelah itu, aku terserang kantuk yang amat berat. Aku pun tak kuat hingga aku tertidur. Dalam keadaan demikian tiba-tiba aku merasa berada dihadapan Tuhan. Dan bertanya kepadaku, Tahukah kau apa yang sedang diperbincangkan para malaikat tentang kalian? aku pun menjawab tidak tahu, sampai pertanyaan itu diulang-Nya tiga kali dan aku pun mengajukan jawaban yang serupa. Kemudian aku melihat tangan-Nya diantara dua bahuku hingga aku merasakan dingin jari-jari-Nya. Setelah itu tiba-tiba segalanya tampak jelas dan aku mengetahui jawaban yang Ia tanyakan.”

“Kemudian ia kembali menyapaku dan bertanya dengan pertanyaan yang sama : Apa yang diperbincangkan para malaikat tentang kalian?”

“Mereka berbincang tentang kafarat, amalan penghapus dosa, ‘ jawabku.”

“Apakah Kafarat itu?”

“Melangkahkan kaki menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah, tetap berdiam setelah shalat untuk berdzikir kepada Allah, tetap menyempurnakan wudhu meski cuaca sedang sulit (cuaca dingin dan panas).

“Kemudian tentang hal apa lagi ?”

“Tentang amalan yang bisa mengangkat derajat manusia. “

“Amalan apa saja?”

“Menyantuni orang miskin, berkata kepada orang lain dengan lembut, dan mengerjakan shalat malam saat kebanyakan orang sedang terlelap.”

“Allah kemudian berkata kepadaku, ‘Mintalah kepada-Ku!’ Lalu aku menyampaikan : “Ya Allah! Aku mohon kepada-Mu segala perbuatan baik, kekuatan meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin, dan agar Engkau senantiasa mengampuni dan merahmatiku. Jika Engkau menghendaki suatu cobaan pada satu kaum, jagalah diriku agar tidak terkena fitnah. Aku memohon kemampuan mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, serta amal-amal yang mendekatkan pada kecintaan-Mu.”

Setelah menceritakan hal itu, Rasulullah SAW bersabda, “Ini adalah kebenaran. Maka, pelajarilah dan ajarkanlah kepada orang lain.”

[ Muslich Taman : penerbit zaman, “Ketika Rasul Bangun Kesiangan” : 2010]
 artikel punya blog tetangga
Lengkapnya Klik DISINI

Cara Mengurangi Berat Badan dengan kombinasi makanan

 Ada selentingan orang yang mengatakan bahwa tubuh yang gemuk pertanda makmur dan subur. Yang mana itu berarti bahwa seseorang yang bertubuh gemuk itu berarti hidupnya sudah enak, nyaman dan tentram. Namun gemuk disini mungkin tidak berarti kelebihan berat badan. Sebab kelebihan berat badan dengan ukuran berat badan yang tidak ideal malah bisa membahayakan kesehatan. Bagi yang berat badannya belum lebih, memang tidak akan takut dengan peristiwa kelebihan berat badan ini. Namun bagi sebagian orang yang berat badannya tidak bisa terukur, dan cepat mengalami kenaikan, tentu hal ini akan menjadi penarik perhatian yang serius baginya. Namun, sebenarnya Anda tidak perlu khawatir. Sebab, untuk menjaga berat tubuh ideal dan menurunkan berat tubuh yang terlanjur berlebih, bisa Anda mulai dengan kombinasi makanan serta melakukan beragam jenis olahraga yang bisa membantu membuat ideal berat tubuh Anda.

cara mengurangi berat badan

Dengan meningkatkan metabolisme tubuh, berat badan Anda juga bisa diidealkan dengan perlahan. Sebab, metabolisme tubuh itu berfungsi untuk membakar kalori tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar tubuh. Nah, disinilah lemak itu berasal. Jika kelebihan kalori yang diubah menjadi energi ini tidak maksimal, maka kelebihan kalori itu akan menjadi lemak. Ada beberapa cara untuk mengkombinasikan makanan agar dapat membantu menurunkan berat badan Anda, berikut ulasannya:

Makan dan sarapan dengan porsi kecil

Pembakaran kalori dan metabolisme tubuh dapat terjaga dengan mengonsumsi makanan dengan teratur dan bergizi baik setiap harinya. untuk mengurangii berat badan Anda, aturlah pola makan dengan menjadwalkan waktu makan menjadi enam porsi makan ringan atau makanan kecil dengan memaksimalkan konsumsi sayur dan buah-buahan. Menjaga waktu makan seperti sarapan dengan porsi kecil dalam bentuk buah dan sayur tentu akan berimbas baik pada penurunan berat tubuh Anda. Baik untuk Anda mengonsumsi buah dan sayur semacam seledri, timun, wortel, kol, bawang-bawangan, jeruk, apel, strawberry, pepaya, pisang dan lain sebagainya. Memakan buah dan sayur nyatanya juga akan mempengaruhi kesehatan Anda. Sebab yang terpenting dalam diet sehat adalah penurunan berat badan diiringi dengan kesehatan yang baik. Untuk apa berat badan turun tapi sakit-sakitan dan lemahnya daya tahan tubuh serta lemah lesu? karenanya, baik untuk Anda memprioritaskan kesehatan yang seimbang dengan penurunan berat badan.

Berolahraga dengan teratur

Sekalipun Anda tidak memiliki berat badan berlebih, nyatanya olahraga tetaplah dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, bagi Anda yang sedang berproses untuk menurunkan berat badan, olahraga ini juga bisa menjadi alternatif penyeimbang dari cara-cara lainnya. Sebab, pembakaran lemak juga dapat diperoleh dengan cara berolahraga. Namun, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu mengenai hal ini kepada dokter atau tenaga medis lainnya, agar mendapatkan penjelasan yang akurat mengenai olahraga apa saja yang baik dan sesuai dengan kondisi Anda. Juga mengenai kadar dan acuan olahraga yang dapat membantu menurunkan berat badan Anda dan memberi kebugaran pada tubuh Anda. Setelah mendapatkan cukup informasi, lakukanlah olahraga tersebut secara rutin dan disiplin. Jika tidak, maka Anda tidak perlu heran jika hasil yang Anda inginkan tidak lekas terpenuhi. karenanya buatlah target dan jadwal Anda untuk berolahraga. Minimal dan maksimal waktu berolahraga dalam sehari, seminggu, dan perbulannya. Olahraga renang dan jogging, sangat disarankan untuk Anda yang sedang berproses untuk menurunkan berat badan.

Memperbanyak asupan protein

Mengonsumsi banyak protein tentu akan berimbas sangat baik bagi penurunan berat badan Anda. Sebab, protein dapat diubah tubuh menjadi otot dalam jumlah tertentu jika Anda mengimbanginya dengan berolahraga yang tepat dan akurat. Sebaliknya, jangan mengonsumsi banyak karbohidrat, sebab karbohidrat membuat tubuh membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memprosesnya. Bahkan proses pemecahannya dapat berujung pada pembentukan lemak. Dan hal ini tentu akan memberi dampak yang tidak baik bagi proses penurunan berat badan Anda.

Mengurangi konsumsi gula

Mengapa demikian? Sebab sedianya rasa manis dan asin pada gula dan garam dapat menjadi pemicu rangsangan nafsu makan. Sehingga nafsu makan Anda malah dapat berbalik meningkat dan tidak sejalan dengan apa yang tengah Anda prioritaskan. Yakni penurunan berat badan. Perbanyaklah mengonsumsi air putih untuk mengurangi tingkat dehidrasi dan membuat Anda dapat merasa kenyang untuk beberapa waktu. karenanya, ketika Anda makan sambil mengonsumsi air putih, Anda akan lekas merasa kenyang dan hanya dapat mengonsumsi sedikit makanan. Karenanya, makanan yang Anda makan haruslah banyak terdiri dari buah dan sayur. Sehingga, sekalipun Anda mengonsumsi sedikit makanan, tubuh Anda tetap bisa sehat dan bugar.

Mengindari minuman dan makanan yang tidak sehat

Jika Anda penikmat kopi dan sejenisnya, Anda dapat mengganti minuman jenis tersebut dengan teh hijau atau bahkan susu rendah kalori untuk sementara waktu. Sebab teh hijau dapat membantu membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Nah itulah Cara Mengurangi Berat Badan dengan cara kombinasi makanan yang tepat
 
Lengkapnya Klik DISINI

Kisah Hudzaifah di medan Ahzab

Cermin ketaatan sejati
 
Sudah satu bulan lebih pengepungan itu berlangsung, Pasukan Quraisy dan sekutunya yang mencapai puluhan ribu tersebut tetap bertahan di tempatnya, di seberang parit. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Inilah perang Khandak (parit), dimana Rasulullah dikepung oleh tentara gabungan musyrikin Makkah dalam jumlah yang belum pernah mereka hadapi. Berkat usulan Salman Al-Farisi, dibuatlah parit sebagai benteng pertahanan ala Parsi dalam mempertahankan diri ketika keberadaan musuh lebih besar jumlahnya. Strategi itu cukup berhasil. Quraisy tak mampu berbuat apapun kecuali hanya menunggu dan menunggu.

Rasulullah saw dan para shahabat tetap bersabar dalam kepungan mereka. Dalam keadaan lapar, terjepir dan kebuntuan itu, mereka masih punya harapan kepada Allah swt. Sementara itu, Yahudi Banu Quraidhah yang pernah menyatakan perjanjian damainya dengan kaum muslimin telah nyata-nyata mengingkari janji, mereka malah bergabung bersama pasukan kafir Quraisy. Maka semakin lengkaplah kekuatan musuh dan semakin bersarlah bahaya yang mengepung kaum muslimin.

Perang ini disebut juga perang Ahzab(sekutu, istilah modern: Pasukan Multinasional-edit) mengingat besarnya ancaman musuh yang dating menyerbu Madinah.

Dalam keadaan tak menentu itu, datanglah pertolongan Allah swt. Terjadilah peristiwa alam yang langka. Suatu malam, hujan angin dating disertai badai besar hingga membuat panic setiap orang. Cuaca menjadi sangat dingin, ditingkahi kilatan halilintar yang membahana, masih diiringi deru angin putting beliung yang luar biasa kencangnya. Periuk-periuk pasukan kafir Quraisy pun berjatuhan, kemah beterbangan terbawa angin. Dinginnya angin dan hujan membuat setiap orang menggigil luar biasa. Terkaman alam tersebut telah membuat orang-orang gurun tersebut tersiksa, terlebih bagi orang-orang kafir, hati dan pikiran mereka semakin tidak karuan.

Dalam kondisi demikian sulit dan berat tersebut Rasulullah saw. justru ingin mengetahui keadaan pasukan musuh. Kala itu kaum muslimin duduk dengan mendekap kaki-kaki mereka mencari kehangatan. Kedinginan terasa menusuk tulang, apalagi perut yang kosong kelaparan semakin menambah keadaan bagaikan membekukan. Hujan masih saja turun dalam bentuk butiran-butiran salju. Setiap orang merasa terancam oleh suasana mencekam yang sangat luar biasa tersebut.

Para shahabat duduk membatu dalam kegelapan bagaikan onggokan bebatuan mati. Di tengah kebisuan itu Rasulullah saw. bersabda, “Adakah yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya kepadaku, mudah-mudahan Allah menjadikannya bersamaku di hari Kiamat!”

Jaminan keselamatan dari Rasulullah saw. dan berita gembira itu tidak segera mendapat sambutan dari para shahabat. Padahal biasanya para shahabat senantiasa menyambut dan berebut untuk menunaikan amanah Rasulullah saw. Sungguh mengherankan, semua shahabat diam menahan dingin dan didekap penderitaan yang berat, ditambah rasa takut yang masih menyelimutinya. Maka, Rasulullah saw. pun mengulang-ualang pertanyaan itu sampai tiga kali. Begitu pun tetap tidak ada juuga shahabat yang menyambut tawaran itu. Hingga kemudian Rasulullah saw. berseru, “Qum… ya Hudzaifah!! (Bangkitlah… wahai Hudzaifah!!) Carilah berita dan laporkan kepadaku!!”

Dengan segera, ketika Rasululah saw menyebut namanya, Hudzaifah bangkit. Seringan kapas ia berdiri dan segera menuju pimpinannya. Padahal, ketika duduk tadi badannya lengket dengan bumi, serasa ada beban batu besar di punggungnya. Titah Rasul saw. kemudian , “Berangkatlah mencari berita musuh dan janganlah engkau melakukan tindakan apapun!”

Hudzaifah mengisahkan dirinya tatkala melaksanakan tugas besar itu, “Aku berangkat seperti orang yang sedang dicengkeram kematian, seolah-olah maut telah ada di depan pelupuk mataku. Aku pun tiba di wilayah konsentrasi musuh. Disana aku bisa melihat dengan jelas, Abu Sufyan yang menjadi panglima mereka sedang menghangatkan punggungnya di perapian. Secara reflek aku segera memasang anak panah pada busur dan aku arahkan ke tubuhnya yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisiku. Namun, sebelum anak panah lepas dari busurnya, aku seperti mendengar pesan Rasulullah saw. “Janganlah engkau melakukan tindakan apapun!” Maka aku segera mengurungkan niat, aku ingat betul akan tugasku, Tugasku hanya mencari berita tentang keadaa musuh belaka. Padahal, jika aku lepaskan panahku tersebut aku sangat yakin pasti akan mengenai Abu Sufyan. Aku urungkan niat itu, aku berjalan berkeliling di antara mereka. Keadaannua sungguh sangat parah. Periuk-periuk pecah ke bumi diterjang angi. Perapian banyak yang padam. Sementara itu kemah-kemah mereka berserakan diobrak-abrik oleh badai salju.

Tiba-tiba telinga menangkap perintah Abu Sufyan yang berteriak mengingatkan pasukannya. “Wahai Quraisy, hendaklah kalian tetap waspada di tengah kegelapan ini. Yakinkan bahwa orang-orang yang duduk di sisi kanan kirimu benar-benar adalah kawanmu. Maka selidikilah! Aku pun secepat kilat segera memegang tangan orang yang duduk di sekitarku dan segera berseru, “Siapa dirimu?” Mereka pun menjawab, “fulan bin fulan”, Maka selamatlah aku karena mereka tidak berkesempatan menanyakan identitasku.

Abu Sufyan kulihat berdiri dan berkata, “Wahai kaum Quraisy!” katanya berteriak “Kalian tidak akan dapat bertahan lagi dalam keadaan begini terus menerus. Ternak-ternak kita telah mati. Periuk-periuk tempat kita menanak nasi pecah berantakan. Tenda-tenda terbang bersama angin. Semantara itu Bani Quraidhoh telah menciderai kita. Kalian tahu, sekarang angin topan telah menghajar kita dan perbekalan kita. Karena itu, pulang sajalah kita! Aku pun hendak berangkat pulang.”

Selesai memberi perintah demikian, Abu Sufyan lantas memutar kudanya kearah Makkah. Dihentakkannya kekang kudanya. Kuda itu pun segera berlari menuju Makkah.

Begitulah ketaatan Hudzaifah ra. yang luar biasa. Sam’an wa tha’atan dalam kondisi apapun, baik ringan atau berat, susah atau senang.

nemu artikel di sini
Lengkapnya Klik DISINI

Mengelola Sikap Kritis

Perjanjian Hudaibiyah yang baru saja dibacanya membuat Umar bin Khattab ra gelisah. Bagaimana mungkin Rasulullah saw menyetujui perjanjian itu? Perjanjian yang dibuka dengan lafaz “bismikallahumma” bukan “bismillahirrahmanirrahim”, perjanjian yang menggunakan kata “Muhammad bin Abdullah” bukan “Muhammad Rasulullah”, serta poin-poin politis lainnya.

Umar yang jeli segera bertanya pada Abu Bakar ra, “Wahai Abu Bakar, bukankah beliau utusan Allah? Bukankah kita kaum Muslimin? Dan bukankah mereka orang-orang musyrik?”

Semua pertanyaan Umar dijawab oleh Abu Bakar, “Ya”. Bahkan ia menambahkan, “Tetaplah pada perintah dan larangannya. Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allah.”

Tak cukup menemui Abu Bakar, Umar bergegas menemui Rasulullah dan mengajukan pertanyaan yang sama. Dengan nada tinggi Rasulullah menjawab, “Aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak menentang perintah Allah dan Dia sekali-kali tidak akan menelantarkan aku.”

Kemudian Umar kembali kepada Abu Bakar dan bertanya, “Bukankah beliau menjanjikan kepada kita untuk memasuki kota Makkah?”

Abu Bakar menjawab, “Dan apakah beliau menjanjikannya tahun ini?” Jawaban Abu Bakar membuat Umar tersadar.

Karakter Umar yang kritis dan memiliki izzah tinggi, terutama dalam masalah agama, mendorongnya bersegera melontarkan pertanyaan tentang sesuatu yang menggelisahkan dirinya.

Sahabat, orang-orang yang kritis selalu melihat permasalahan dengan sangat jeli. Ia mampu melihat masalah di balik masalah. Namun sifat positif ini menjadi kurang baik ketika disampaikan dengan tergesa-gesa dan tidak pada tempatnya.

Salahkah Umar ketika mempertanyakan kesepakatan Rasulullah? Tentu tidak. Sesungguhnya Umar hanya perlu waktu dalam menerima isi perjanjian Hudaibiyah.
Pertanyaan Umar sesungguhnya mewakili kegelisahan banyak sahabat. Jawaban Rasulullah dan Abu Bakar juga seperti menjawab kegelisahan banyak sahabat. Dalam hal ini, sifat kritis Umar membawa banyak manfaat.  

Tapi setelah peristiwa ini, Umar semakin rajin beribadah dan bersedekah. Ia dianugerahi sifat kritis dan sensitivitas dalam penjagaan hati yang begitu tinggi. 

Bening hati Umar selalu menjadi penyeimbang sifat kritisnya. Ia tak hanya memberi ruang bagi sifat kritisnya, tetapi juga memberi pengawasan yang kuat sehingga tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Sering kali sifat kritis kita meluap-luap. Pertanyaaan ‘mengapa’ kerap menggema, bahkan yang terkait dengan ketentuan Allah swt. Sayangnya kita tidak menindaklanjuti sifat kritis dengan amal shalih sebagaimana Umar.

Kita terlalu percaya diri bahwa sikap kritis tak akan mengganggu amal shalih. Sanggupkah kita meneladani Umar? Wallahu a’lam bisshawwab.

Lengkapnya Klik DISINI

Abu Nawas dan Kadi Malang

bismillahirrohmaanirrohimAbu Nawas, yang tidak diundang ke istana untuk upacara pemberian nama bayi lelaki yang diselenggarakan oleh Baginda Sultan, nekad datang. Ia tidak setuju dengan nama Fulan yang akan diberikan kepada bayi itu. “Biasanya orang yang bernama Fulan itu bodoh,” katanya.

Kepada Sultan yang memergoki dintara para orang besar yang di udang, Abu Nawas bertanya, “Tidak bolehkah nama itu diganti?”

Sultan, yang sudah gondok, menanyakan alasannya dan minta bukti bahwa orang yang namanya Fulan itu bodoh, “Coba buktikan, jika tidak berhasil, aku bunuh kau.”
“Boleh, tuanku…” jawab Abu Nawas. “Pertama, tentang Kadi Fulan dahulu. Kedua, ya, hamba mohon uang sekitar 30 ringgit serta minta tangguh empat hari.”

“Lain daripada itu, kamu ingin minta makan bersama-sama di sini, bukan?” tanya baginda sambil tersenyum. “Makanlah dulu, nanti kuberikan uang itu.”

Esok harinya selepas subuh, pergilah Abu Nawas ke rumah Kadi membawa uang sepuluh ringgit, saat itu dilihatnya pak Kadi sedang dzikir dengan asyiknya. Setelah memberi salam ia pun duduk di samping Kadi, ketika Kadi itu memejamkan mata, Abu Nawas segera menyelipkan uang ke bawah sajadah si Kadi.

“Hai, Abu Nawas, darimana saja kamu selama ini, apa maksudmu datang kemari?” tanya kadi setelah selesai berzikir.

“Hamba dari rumah saja, hendak bertemu tuan, karena sudah rindu,” jawab Abu Nawas.

Ketika sedang bercakap-cakap itu, Abu Nawas tertawa terbahak-bahak seorang diri, tentu saja pak Kadi terheran-heran. “Kenapa kamu mendadak tertawa?”

“Tidak apa-apa,” kata Abu Nawas. Hamba mendengar burung itu mengatakan bahwa tuan punya uang sepuluh ringgit di bawah sajadah ini.”

Maka disibaklah sajadah itu dan ternyata di bawahnya memang ada duit sepuluh ringgit.Tentu saja Kadi itu senang hatinya, tak lama kemudia setelah Abu Nawas mohon pamit, ia minta agar Abu Nawas sering-sering datang ke rumahnya.
“Insya Allah jika tak ada aral melintang,” jawab Abu Nawas.

***

TERNYATA esok harinya Abu Nawas datang lagi. Lalu dilakukan hal yang serupa seperti kemarin. Demikian pula pada hari yang ketiga hingga uang yang diberikan Raja pun habis. Dengan demikian kadi itu pun yakin dan percaya atas semua ucapan Abu Nawas.

Hari keempat ketika mereka berdua sedang bercakap-cakap, terdengarlah suara burung itu. Namun kali ini Abu Nawas menangis tersedu-sedu. “Apa yang kau tangisi, Abu Nawas?” tanya pak Kadi.

“Burung itu mengatakan, tuan akan mati,” kata Abu Nawas.
Kadi itu gemetar, wajahnya pucat pasi, ia terdiam lama, “menurut kamu apa yang harus aku lakukan? Apa ikhtiarmu, aku menurut saja,” kata pak Kadi.

“Supaya omongan burung itu tidak menjadi kenyataan, mulai sekarang hendaklah tuan berpura-pura mati,” jawab Abu Nawas yang segera mengabarkan ihwal kematian pak Kadi itu ke masyarakat. Maka orang-orang pun kaget mendengar kematian yang mendadak tersebut. “Mayat” itu segera dimandikan sendiri oleh Abu Nawas, kemudian di kafani, lalu di masukkan ke dalam keranda dan disalatkan.

Ketika mayat dibawa ke kuburan, jalannya memang lewat dekat Istana, sehingga baginda mendengar bacaan kalimat tauhid yang dikumandangkan secara beramai-ramai oleh para pelayat di sepanjang jalan. “Mayat siapa yang di usung itu?” tanya Baginda Sultan.

Dengan segera Abu Nawas menjawab pertanyaan tersbut, “Ya tuanku, itu mayat Kadi Fulan.”

Sultan Harun Al-Rasyid terperanjat. “Hai Abu Nawas, bawa masuk kemari jenazah itu.”

Akhirnya, dibawalah jenazah itu ke hadapan Baginda. “Wahai sahabatku, apa yang menyebabkan kematianmu, aku sama sekali tidak mendengarnya.”
Setelah keranda di buka oleh Baginda, tampaklah Kadi itu mengerdipkan matanya malu-malu.

“Hai, Abu Nawas, “Kata Baginda , “Mengapa kadi ini yang masih hidup kamu katakan sudah mati?”

“Itulah tanda kebodohan orang yang bernama Fulan, Tuanku,” kata Abu Nawas.
Baginda pun heran melihat kelakukan Abu Nawas, demikian pula orang-orang yang mengiringi jenazah itu. Sebagian memuji kehalusan tipu daya Abu Nawas, namun sebagian lagi menyumpahi, karena kejenakaan yang ia lakukan telah benar-benar kelewat batas.

Dengan kejadian itu, baginda semakin yakin akan kecerdikan Abu Nawas, sehingga berniat memberi hadiah yang layak kepadanya. Semua dendam nya hilang, berganti menjadi belas kasih. Namun demikian baginda akan tetap mencoba kelebihan Abu Nawas.

Lengkapnya Klik DISINI

Talenta Muda ‘Muslim’ yang Siap “meledak” Di Bursa Transfer Tahun Ini (bag-1)

Sepak Bola memang tidak pernah kehilangan magis nya. Talenta-talenta ajaib kerap kali hadir mewakili masanya. Bursa transfer tahun 2013/2014 pun akan diwarnai dengan hadirnya talenta-talenta muda yang punya bakat luar biasa. Dan ternyata banyak di antara talenta-talenta berbakat tersebut adalah seorang muslim. Siapa sajakah mereka?

Adel Taarabt (Queens Park Rangers/Maroko/23 tahun)
Adel Taarabt

Kami tahu Anda orang yang beriman, tapi tolong, eksekusilah penalti dengan baik.
Orang Maroko ini barangkali lebih terkenal karena selebrasi I Love Allah-nya yang sensasional itu, ataupun barangkali ledakan-ledakan provokatif nya di timnas Maroko, tapi percayalah, pria ini terkadang bisa bermain bagus. Awal musim lalu, musim pertamanya di Loftus Road, ia di incar Napoli dan PSG. Tapi sampai November, ia mengumpulkan 20 tembakan ke gawang tanpa mencetak gol sekalipun. Ia mengakhiri musim lalu dengan 2 gol dan 5 assist, catatan yang lumayan buat pemain yang sebelumnya meringkuk di bangku cadangan Tottenham Hotspur.

Meskipun seorang sayap yang kurang efisien, sering menyia-nyiakan peluang, dan seorang eksekutor pinalti yang buruk (dia baru saja melakukannya melawan Norwich City pekan lalu), Taarabt dapat berubah menjadi seorang predator mematikan dari sisi lapangan, seperti yang ia lakukan saat menghukum lini belakang Fulham (yang lesu) pada Desember lalu untuk memberi QPR kemenangan pertamanya musim ini. Arry Redknapp, pelatih yang menendang nya keluar dari White Hart Lane (kini manajer QPR) bahkan menyebutnya “bisa seperti Paolo Di Canio”, walaupun, errr, Taarabt barangkali tidak menato seluruh tubuhnya.

Kami tidak akan kecewa jika Taarabt “meledak” karena hal lain, misalnya tidak ikut Piala Afrika, memaki pelatih timnas, atau hal sepele lainnya, karena memang itu bakat alamiah nya.

Xherdan Shaqiri (Bayern Munchen/Swiss/21 tahun)
Xherdan Shaqiri

Sayap cepat dari Gnjilane
Sayap kecil yang fantastis. Didikan akademi FC Basel, ia tampil 134 kali dan mencetak 34 gol, membawa klub Basel itu juara Liga Super Swiss tiga kali berturut-turut. Untuk ukuran seseorang yang bertinggi badan 1.69 meter, dia seorang sayap cepat yang eksplosif. Dipanggil ke timnas Swiss dalam usia belum genap 20 tahun pada Maret 2010, ia langsung menjadi pemain reguler di Schweizer Nati bersama-sama pemain Muslim lainnya seperti Gokhan Inler dan Valon Behrami.

Performa terbaiknya barangkali adalah ketika menggelontorkan tiga gol ke gawang Bulgaria di partai kualifikasi Euro 2012, bahkan walaupun Swiss gagal melaju ke Polandia-Ukraina, itu sudah cukup meyakinkan Karl-Heinz Rummenigge untuk merogoh uang 11,6 juta euro untuk memboyong nya ke Allianz Arena awal musim ini. Oh ya, tampaknya kami lupa mencantumkan fakta bahwa pria keturunan Kosovo-Albania ini dua kali beruntun menyabet gelar Pemain Terbaik Swiss, tahun 2011 dan 2012. Orang yang tepat untuk skema Pep Guardiola.

Moussa Sissoko (Newcastle United/Perancis/23)
Mousa Sissoko

“Saya disini untuk membuat Anda lupa dengan Demba Ba.”
Satu lagi pembelian jenius Alan Pardew. Sissoko, yang memulai karirnya dari lapangan futsal, dan menembus tim utama Toulouse, dengan cepat menarik perhatian raksasa-raksasa Inggris bahkan diawal tahun 2009, seperti Tottenham Hotspur dan, errr, Liverpool. Pemain tim nasional Perancis sejak 2009 di bawah Raymond Domenech, ia telah tujuh kali berseragam Les Bleus walaupun belum mencetak gol atau assist. Namun lihat statistik nya di Toulouse: 218 pertandingan, 24 gol dan 9 assist, sehingga membuatnya menjadi mantan pemain Toulouse paling tenar saat ini (selain Andre-Pierre Gignac).

Dengan gol penyama kedudukan dan gol kemenangan atas Chelsea di St. James Park pekan lalu, ia ditahbiskan sebagai idola baru bagi para pendukung kebijakan “beli murah dari Ligue 1″ ala Pardew, dan segera saja membuat Toon Army melupakan Demba Ba. Eksplosif, tak heran ia dibandingkan dengan Patrick Vieira atau Momo Sissoko.

Stephan El Shaarawy (Milan/Italia/20 tahun)
Stephan El Shaarawy

“Zlatan siapa?”
Lupakan pria Swedia itu; San Siro punya idola baru. Pria berambut mohawk yang pernah ditolak Hassan Shehata ke timnas Mesir itu kini jadi mesin gol utama, kalau bukan satu-satunya, yang dimiliki pasukan Max Allegri. Kemampuannya menyisir sisi kiri lapangan telah menghasilkan 18 gol buat Milan musim ini dan kompetisi baru sampai bulan Februari. Skill dan mentalitas Sang Firaun dibina dari level bawah; ia mencetak 9 gol dari 30 pertandingan saat dipinjamkan Genoa ke Padova musim 2010-11 dan membantu klub asal Venezia tersebut mencapai play-off Serie B, meskipun takluk di tangan Novara. Jelas, dia bukan pemain sembarangan.

Legenda Milan, Jose Altafini, mengatakan, “El Shaarawy mengingatkan saya pada Neymar dan Messi. Mereka memiliki pusat gravitasi yang rendah. Mereka bermain dengan bola menempel ke kaki mereka. Dia telah membuktikan bahwa dia pemain yang bagus. Yang penting saat ini adalah untuk tidak terlalu menekannya……” Kami sepakat, Jose.

Ishak Belfodil (Parma/Aljazair/21 tahun)
Ishaq Belfodil

Sering dibandingkan dengan Zidane, tapi yang ini tidak botak…
Baru-baru ini, saat bursa transfer musim dingin, manajemen Parma mengatakan kepada media bahwa mereka akan melepas Belfodil ke Juventus hanya dengan harga 20 juta euro. Sang Nyonya Tua, yang sedang berusaha mencari uang untuk memenuhi FFT meskipun sudah punya stadion sendiri, menggerutu kesal karena tidak punya uang sebesar itu, terpaksa mengalihkan bidikan nya kepada penyerang Muslim senior lainnya, Nicolas Anelka. Tentu, mereka mendapatkannya.

Terlepas dari harga yang kelewat mahal dari manajemen Parma, Belfodil mempunyai talenta hebat. Pria Aljazair yang besar dan memulai karirnya di Perancis (dia pernah bermain di PSG!) ini adalah jebolan AC Bolougne-Billancourt, klub yang juga membina Hatem Ben Arfa dan Issiar Dia. Seperti lazimnya talenta muda Perancis (sebelum Pardew mendarat di Newcastle), ia menjadi incaran klub besar Inggris macam Chelsea dan Manchester United. Di Lyon dia bahkan sudah tampil di Liga Champions, meskipun sekadar pengganti. Parma membelinya murah seharga 2,5 juta euro. Ia saat ini di bawah asuhan orang yang tepat, Roberto Donadoni, seorang gelandang serang dahsyat pada masanya.
Saat ini ia telah mencetak tujuh gol untuk Rossoblu di pentas liga; cukup menjanjikan untuk bergabung di klub besar di masa depan. (sbb/mf/dakwatuna)

Lengkapnya Klik DISINI

Kisah ‘Abdurrahman bin ‘Auf Memasuki Surga dengan Merangkak

Kisah ‘Abdurrahman bin ‘Auf Memasuki Surga dengan Merangkak
Sejumlah mubaligh, sufi, dan penulis kadangkala menceritakan hadits tentang kisah ‘Abdurrahman bin ‘Auf yang memasuki surga dengan merangkak dikarenakan terlalu banyak memiliki kekayaan. Biasanya kisah ini dipaparkan saat membahas tentang keutamaan kemiskinan atas kekayaan dan kehidupan yang zuhud.

Bagaimanakah sebenarnya kisah tentang veteran Perang Badar tersebut? Mari kita simak.

Matan Hadits
Ketika ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha sedang berada di rumahnya, tiba tiba terdengar olehnya suara yang mengguncangkan Madinah. ‘Aisyah pun berkata, “Suara apa itu?”

Orang orang menjawab, “Itu suara kafilah dagang ‘Abdurrahman bin ‘Auf yang baru datang dari Syam sebanyak tujuh ratus unta.”

‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: Adapun aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku melihat ‘Abdurrahman bin ‘Auf memasuki surga dengan merangkak.”

Ucapan itu sampai ke telinga ‘Abdurrahman bin ‘Auf, lalu ‘Abdurrahman bin ‘Auf mendatangi ‘Aisyah untuk menanyakan hal itu. ‘Aisyah pun menceritakan hadits tersebut.

‘Abdurrahman bin ‘Auf berkata, “Sesungguhnya kupersaksikan kepadamu, bahwa semua unta ini beserta beban yang dibawanya, juga semua pelana dan sekedupnya, aku berikan untuk perjuangan di jalan Allah.”

Dan dalam riwayat lain, ‘Abdurrahman bin ‘Auf berkata, “Seandainya aku mampu, niscaya kumasuki surga dengan berjalan.” Lalu dia pun memberikan semua unta beserta pelana pelana dan muatannya untuk perjuangan di jalan Allah. Dan itu sebanyak tujuh ratus ekor unta yang suaranya mengguncangkan Madinah.

Takhrij Hadits
Hadits yang datang membawa kisah ini dikeluarkan oleh Ahmad di kitab Musnad (1/115; 24886), Ath Thabarani di kitab Al Mu’jam (1/129; 264), Abu Nu’aim di kitab Ma’rifah Ash Shahabah (1/384) dan di kitab Al Hilyah (1/98), Ibn Al Jauzi di kitab Al Maudhu’at (2/13); semuanya dari jalan ‘Umarah bin Zadzan dari Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik.

Pendapat Para Muhaddits
Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani menyebutkan ‘Umarah bin Zadzan di kitab at-Tahdzib (7/365), dan beliau mengatakan:
  1. Telah berkata Al Atsram dari Ahmad, “Yang diriwayatkan dari Tsabit dari Anas adalah hadits-hadits mungkar.”
  2. Dan berkata Al Ajurri dari Abu Dawud, “Laisa bi dzaka.”
  3. Dan As Saji berkata, “Padanya terdapat kelemahan, tidak ada apa-apanya dan tidak kuat dalam hadits.”
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani berkata  di kitab al-Qaul al-Musaddad (halaman 25), “Aku melihatnya tidak meluaskan pembicaraan atas kisah ini, maka cukuplah bagi kita persaksian Imam Ahmad bahwa kisah itu dusta. Lebih utama kita katakan, “Kisah ini termasuk di antara hadits-hadits yang diperintahkan oleh Imam Ahmad untuk disingkirkan, bisa jadi dari yang seharusnya disingkirkan itu tertinggal karena lupa atau bisa jadi sebagian lagi dari yang (ditambahkan) oleh ‘Abdullah (bin Ahmad bin Hanbal) dan luput disingkirkan, Wallahu a’lamu.”

Imam Ad Daruquthni menyebutkan ‘Umarah bin Zadzan di kitab Adh Dhu’afa wa Al Matrukin (382) seraya mengatakan, “’Umarah bin Zadzan Ash Shidalani, orang Bashrah, dia meriwayatkan dari Tsabit Al Bunani dan Abu Ghalib lalu memalsukannya.”
Imam Ibnu Al Jauzi di kitab Al Maudhu’at (2/13) menulis:
  1. Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Hadits ini dusta dan mungkar.” Dia berkata, “’Umarah bin Zadzan tidak bisa dijadikan hujjah.”
  2. Imam Abu Hatim Ar Razi berkata, “’Umarah bin Zadzan tidak bisa dijadikan hujjah.”
  3. Al Jarah bin Minhal meriwayatkan dengan sanad miliknya dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wahai Ibn ‘Auf, sesunggunya kamu termasuk kalangan orang kaya, dan sesungguhnya kamu tidak memasuki surga kecuali dengan merayap. Maka berikan pinjaman untuk Rabb-mu (dari hartamu), niscaya Allah akan melepaskan kedua kakimu (hingga bisa berjalan).” Imam An Nasa’i berkata, “Hadits ini palsu. Al arah bin Minhal matruk al hadits.” Yahya berkata, “Hadits Al Jarah tidak ada apa-apanya.” Ibn Al Madini berkata, “Haditsnya jangan ditulis.” Ibn Hibban berkata, “Dia biasa berdusta.” Ad-Daruquthni berkata, “Ibnu Ishaq meriwayatkan darinya lalu membalikkan namanya menjadi Minhal bin Al Jarah, dan dia itu matruk.”
Imam Ibn Al Jauzi berkata: “Hadits bathil semisal ini terkait dengan kepandiran orang-orang yang zuhud. Mereka memandang bahwa harta itu merupakan penghalang dari kesegeraan menuju kebaikan. Mereka juga mengatakan, “Jika Ibn ‘Auf memasuki surga sambil merayap dengan sebab hartanya, maka itu sudah cukup menjadi alasan tentang ketercelaan harta.” Padahal hadits ini tidaklah shahih, dan ‘Abdurrahman bin ‘Auf –shahabat yang telah dipersaksikan baginya surga- terlepas dari (anggapan) bahwa dia terhalang oleh hartanya dari kesegeraan (menuju surga), karena mengumpulkan harta itu memang mubah, yang tercela itu adalah cara mendapatkannya yang tidak benar dan tidak mengeluarkan kewajiban atas harta itu di dalamnya, sedangkan ‘Abdurrahman bin ‘Auf itu terlepas dari kedua hal itu. 

Thalhah pun telah mewariskan emas, demikian juga az-Zubair dan para shahabat lain. Jika mereka mengetahui bahwa mengumpulkan harta itu buruk, niscaya mereka akan mengeluarkan semuanya. Dan berapa banyak tukang cerita yang menyebarluaskan hadits semacam ini yang menganjurkan kepada kefakiran dan mencela kekayaan, maka semoga Allah membanyakkan ulama yang mengetahui yang shahih dan memahami ushul.”

Kesimpulan
Hadits tentang shahabat ‘Abdurahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘Anhu adalah hadits palsu yang ditinggalkan. Kisahnya tidak benar dan bertentangan dengan hadits shahih mengenai Ahli Badar.

Nabi bersabda, “Dia berperan serta dalam perang Badar. Siapa tahu bisa jadi Allah melongok kepada Ahli Badar, lalu berfirman, “Lakukanlah apa yang kalian suka karena Aku telah menganpuni kalian.””

sumber : fimadani.com
Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......