Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Misteri Ka’bah yang Telah Menggegerkan NASA

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari

Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’Bah) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :

“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam”
Lengkapnya Klik DISINI

Akrab dengan Alquran

 Alquran
Ramadhan sebagai bulan mulia menjadi bertambah mulia karena Allah menurunkan kitab suci-Nya di bulan nan suci ini. Allah menurunkan kitab Alquran kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan yang mulia.

Peristiwa turunnya Alquran itu merupakan kejadian historis yang menjadi kenangan abadi umat Islam dan bahkan seluruh umat manusia. Dengan turunnya Alquran, warna sejarah manusia menjadi berubah total. Alquran mengubah seluruh warna sejarah yang ada.

Allah telah menjadikan Alquran sebagai petunjuk untuk semua manusia itu telah menjungkirbalikkan akhlak buruk manusia menjadi mulia. Akhlak kotor menjadi bersih, kezaliman menjadi keadilan, serta kebiadaban menjadi keberadaban.

Orang yang tertindas mendapatkan hak-hak hidup dan memperoleh advokasi luar biasa dari Alquran. Orang-orang miskin mendapatkan pembelaan. Mereka mendapatkan empati dan simpati berkat ajaran agung yang tertera di dalamnya.

Alquran adalah kitab suci yang menghidupkan hati, menyegarkan jiwa, dan menjernihkan pikiran. Dia adalah obat hati yang paling mujarab. Mereka yang berinteraksi secara baik dengan Alquran akan merasakan kesejukan nilai yang disemburkan.

Sementara orang yang jauh dari Alquran akan merasakan kegersangan jiwa dan tumpulnya mata hati. Hati orang yang tidak pernah tersentuh dengan sejuknya nilai Alquran, akan menjadi kerontang dan akan mengalami pembusukan.
Hati yang jauh dari Alquran akan menjauh dari kebaikan. Dan sebaliknya, dia akan terus merapat pada kejahatan.

Rasulullah SAW mengibaratkan, rumah yang kosong dari indahnya bacaan ayat-ayat Alquran, laksana rumah yang rapuh dan mudah tumbang.
Hati yang kosong dari ayat-ayat Alquran akan mengalami kegundahan dan keresahan permanen, karena dia kehilangan salah satu nutrisi spiritualnya.

Seorang muslim yang baik akan senantiasa berintim ria (akrab) dengan Alquran untuk menggali nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya.
Rasulullah SAW memberikan jaminan istimewa bagi orang yang belajar Alquran dan yang menebarkan isi dan kandungannya.

Interaksi kita dengan Alquran akan terasa nikmat apabila kita saat tilawah seakan akan wahyu yang ada di dalamnya sedang diturunkan kepada kita.
Interaksi kita dengan Alquran akan terasa lezat jika kita membayangkan pada saat membaca Alquran laksana kita sedang membaca di hadapan Sang Nabi Agung.

Interaksi terhadap Alquran akan menjadi indah apabila kita semua yakin bahwa Alquran akan mengubah nasib kita menjalankannya dengan sebaik baiknya. Alquran yang mulia akan memberi syafaat bagi kita di akhirat kelak.

Tugas kita terhadap Alquran adalah membacanya, memahami dan mengamalkannya. Selanjutnya mengajarkan dan menebarkan nilai nilainya kepada manusia lainnya.
Tujuannya agar kita semua menjadi sebaik-baiknya umat Nabi Muhammad SAW. “Sebaik baik manusia diantara kalian adalah orang yang belajar Alquran kemudian mengajarkannya.” (HR Bukhari).

Momentum Ramadhan ini, sudah selayaknya bila kita senantiasa mendalami ajaran-ajaran Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata. 
 
Lengkapnya Klik DISINI

Inilah 15 Ciri Pengikut Syi’ah di Indonesia

 Inilah 15 Ciri Pengikut Syi’ah di Indonesia
Indonesia tengah menjadi target Syi’ahisasi besar-besaran. Hingga kini banyak pengikutnya berada di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Jumlah penganut Syiah di Indonesia Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat, pernah mengatakan kisaran jumlah penganut Syiah di Indonesia , “Perkiraan tertinggi, 5 juta orang. Tapi, menurut saya, sekitar 2,5 jiwa,” kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat. Pemeluk Syiah, kata Kang Jalal melanjutkan, sebagian besar ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain itu, ada juga kelompok Syiah di Tegal, Jepara, Pekalongan, dan Semarang; Garut; Bondowoso, Pasuruan, dan Madura.

Diperkirakan, kebanyakan dari mereka sedang melakukan taqiyah dalam rangka melindungi diri dari kelompok Sunni. Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlus Sunnah. Hanya saja menurut Ahlus Sunnah, taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam.

Sementara itu menurut Syi’ah bahwa Taqiyah wajib dilakukan. Jadi taqiyah adalah salah satu prinsip agama mereka. Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Al Quran Syi’ah adalah sama dengan Al Quran Ahlus Sunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah.

Menurut Ali Muhammad Ash Shalabi, taqiyah dalam Syiah ada empat unsur pokok ajaran ; Pertama, Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang ada dalam hatinya.  Kedua, taqiyah digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan Syiah. Ketiga, taqiyah berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan yang dianut lawan-lawan. Keempat, digunakan di saat berada dalam kondisi mencemaskan

Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati, ciri-ciri pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita dapat memperhatikan sejumlah cirri-ciri berikut:
  1. Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab hanya saja warnanya hitam.
  2. Tidak shalat jum’at. Meskipun shalat jumat bersama jamaah, tetapi dia langsung berdiri setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang akan mengira dia mengerjakan shalat sunnah, padahal dia menyempurnakan shalat Zhuhur empar raka’at, karena pengikut Syi’ah tidak meyakini keabsahan shalat Jum’at kecuali bersama Imam yang ma’shum atau wakilnya.
  3. Pengikut Syi’ah juga tidak  akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali.
  4. Pengikut Syi’ah jarang shalat jama’ah karena mereka tidak mengakui shalat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.
  5. Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/tanah (dari Karbala – redaksi) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila mereka shalat tidak di dekat orang lain.
  6. Jika Anda perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan dapati bahwa wudhunya sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
  7. Anda tidak akan mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.
  8. Anda juga akan melihat penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat Ahlul Bait; Ali, Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
  9. Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.
  10. Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung berbuka puasa setelah Adzan maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi yaitu berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan kata lain mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga tidak shalat tarwih bersama kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah)
  11. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan fitnah antara jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka mengklaim tidak ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu tidak benar.
  12. Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan membaca Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase), karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an yang berada di tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
  13. Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya menampilkan kesedihan di hari tersebut.
  14. Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai langkah awal untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita tersebut bila nantinya mereka menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda akan dapati;
  15. Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang memiliki anak putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada seorang yang ayah yang menerima agama Syi’ah, maka para pengikut Syi’ah yang lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syi’ah menjerat mereka bergabung dengan agama Syi’ah.
Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan di atas masih banyak cirri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah dengan memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda mencela Khomeini dan Sistani, tapi bila Anda menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.

Akhirnya, dengan hati yang terang Ahlus Sunnah dapat mengenali pengikut Syi’ah dari wajah hitam mereka karena tidak memiliki keberkahan, jika Anda perhatikan wajah mereka maka Anda akan membuktikan kebenaran penilaian ini, dan inilah hukuman bagi siapa saja yang mencela dan menyepelekan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para ibunda kaum Muslimin radhiyallahu anhunn yang dijanjikan surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita memohon hidayah kepada Allah untuk kita dan mereka semua.

Wallahu a’lam.

sumber :fimadani.com
Lengkapnya Klik DISINI

Ketika Allah 'Menampar' Kita dengan Mesir dan Suriah (Kulwit Salim A Fillah)

Kita membaca tarikh dan musuhpun menyimak sejarah; Al Aqsha dan Palestina selalu dibebaskan dari paduan dua arah; Mesir & Suriah. Ini pertarungan.

Khalid dari arah Suriah dan 'Amr ibn Al 'Ash dari arah Mesir; maka Allah memilih Abu 'Ubaidah membebaskan Al Aqsha dan 'Umar menerima kuncinya.

Setelah mengambil-alih Mesir dari kebobrokan Fathimiyah dan mewarisi Nuruddin Mahmud Zanki di Suriah; Shalahuddin Al Ayyubi membebas Al Aqsha.

Maka hari ini; kaum Muslimin yang sempat tersenyum oleh Mursi di Mesir dan menaruh harap pada Mujahidin di Suriah; harus lagi memanjang sabar.

Banyak kepentingan yang belum merelakan dua negeri ini menjadi pangkalan perjuangan agar Ummat kembali dapat shalat dan beri'tikaf di Al Aqsha.

Hendaknya lalu kita tahu; kepedulian soal Mesir dan Suriah bersatumuara ke iman kita, cinta kita, rindu kita; tuk menziarahi Al Aqsha merdeka.

Hari-hari ini Mesir gegap gempita; "Suara damai ini lebih tajam dari peluru; tekad kami lebih baja dari senjata"; maka Allah menguji mereka.

Allah menyiramkan darah agar bumi Mesir subur; mengambil syuhada' agar anak-anak sejarah tahu betapa mahal dan berharga apa nan diperjuangkan.

Juga sejak dua tahun sebelumnya; Suriah telah membayarkan 100.000 nyawa; tapi mata dunia belum utuh terbuka bahwa musuh kemanusiaan ini nyata.

Maka hari ini; jika puasa terasa melemahkan; jika tarawih melelahkan; jika tilawah memayahkan; mari menatap sejenak ke arah Mesir dan Suriah.

Sebab mereka nan mewakili kita di garis depan iman; dibakar musim panas, direpotkan hajat, dicekam ancaman, disuguhi besi dan api; tapi teguh.

Mereka nan darahnya mengalir dengan tulang pecah; tapi tak hendak membatalkan shaum sebab ingin syahid berjumpa Rabbnya dalam keadaan puasa.

Mereka gadis-gadis belia yang menulis nama di tangannya; agar jika syahadah menjemput dan jasad remuk tiada yang susah bertanya siapa namanya.

Hari ini ketika kolak dan sop buah tak memuaskan ifthar kita; tataplah sejenak ke negeri yang kucing pun jadi halal karena tiadanya makanan.

Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Mesir; dengan kepahlawanan mereka nan lebih suka bertemu Allah daripada hidup membenarkan tiran.

Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Suriah; ketika kisah ibu yang memasak batu dan menidurkan anaknya dalam hujan peluru adalah fakta.

Sebab mungkin 60 tahun penjajahan kiblat pertama, masjid suci ketiga, dan penzhaliman atas ahlinya belum utuh mencemburukan hati imani kita. [Sumber: @salimafillah]

http://www.bersamadakwah.com/2013/07/ketika-allah-menampar-kita-dengan-mesir.html
Lengkapnya Klik DISINI

Katanya tidak Anti Islam, Tapi...??

Usai kudeta di Mesir, beberapa oknum mengklaim: "Kami hanya anti Ikhwanul Muslimin, tidak anti Islam."

Kenyataannya adalah sebagai berikut:

1. Menteri Listrik; "Masjid penyebab membengkaknya pemakaian energi listrik. Tapi kami tidak memusuhi Islam."

2. Menteri Wakaf (agama):"I'tikaf tahun ini dilarang di semua masjid. Tapi kami tidak memusuhi Islam."

3. Jenderal Militer mengusulkan untuk melarang shalat Shubuh di masjid-masjid. Tapi katanya, ia tidak anti Islam.

4. Hayat Dardiri -tokoh Liberal-; "Jangan biarkan anak-anak kalian shalat di masjid-masjid. Supaya mereka tidak terektrut Ikhwan. Tapi saya tidak anti Islam."

5. Hamid Abdusshamad -tokoh Sosialis-; "Gerakan Nazi keagamaan dimulai dengan Fathu Mekkah dan Rasul seorang teroris. Tapi saya tidak anti Islam."

6. Fathimah Na'ut -tokoh gender-, "Bahasa Arab bahasa ekspansionis, kolonialis, sedang Mesir aslinya adalah negara Koptik. Tapi saya tidak anti Islam."

7. Yusuf Al-Husaini -tokoh sekuler-, "Shalahuddin Al-Ayyubi, tokoh yang membuat Mesir terbelakang. Tapi saya tidak anti agama."

8. Basem Yousuf -tokoh media sekuler-, "Islam yang dipraktikkan IM dan Salafy Islam hakiki. Tapi kami tidak menginginkannya. Namun saya tidak anti Islam."

9. ElBaradai -tokoh freemasonry-,"Kami inginkan Mesir menjadi negara sekuler. Tapi saya tidak anti Islam."

10. Ilham Syahin -tokoh media-, "Saya bahagia sekali atas penutupan chanel-chanel TVIslam. Ibu saya berobat ke gereja, dan sembuh berkat sentuhan Bunda Maria. Tapi saya tidak anti Islam."

11. Kini di Mesir, orang-orang berjanggut dan bercadar dipukuli dan ditelanjangi. Mereka bilang, tidak anti Islam.

12. Kini di Mesir, orang shalat ditembaki. Mereka bilang, tidak anti Islam.

13. 17 Channel Islam dibreidel. Tapi channel-channel tak bermoral dibiarkan beroperasi. Seperti CBC, ON TV, Dream, chanel-chanel Kristen. Tapi mereka bilang, tidak anti Islam.

14. Para pemimpin Islam ditangkapi dan dijebloskan ke penjara. Tapi para pelaku teror, pembunuh, pemerkosa, dan penyulut fitnah dibiarkan bebas bahkan dibackup. Mereka bilang, tidak anti Islam.

15. Di 'Arisy, beberapa masjid dilarang digunakan untuk Shalat. Mereka bilang tidak anti Islam.

16. Ibrahim 'Isa, "Sepanjang hidupku tidak ada orang yang mengabdikan diri kepada kebodohan selain Syaikh Sya'rawi." Dia lecehkan ulama terhormat, padahal ia bilang tidak anti Islam.

Di sini kita paham, suara anti Moursi dan anti Ikhwanul Muslimin satu sama lain saling bersahutan.

Mulai yang ekstrim kiri hingga ekstrim kanan. Ujung-ujungnya sama; menjauhkan Islam dari kekuasaan.

Share from Jamaaluddin Muhammad
sumber : facebook.com/belajar.islam
Lengkapnya Klik DISINI

Dan Rasulullah Pun Tertawa

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah saw. Orang itu punya masalah besar. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku telah binasa.”

Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang terjadi?”

Orang itu menjawab, “Saya mendatangi isteri saya di pagi hari bulan Ramadhan dan saya berpuasa.”

Benar. Ini masalah besar. Orang ini telah melakukan dosa yang sangat besar. Ia bersetubuh dengan isteri secara sengaja sewaktu berpuasa di bulan Ramadhan. Namun orang ini sungguh hebat. Ia berani mengakui kesalahannya itu di hadapan Rasulullah saw.

Apa yang dilakukan Rasulullah saw. kepada orang itu?

Rasulullah saw. tidak bermuka masam. Marah? Tidak. Beliau tidak memarahinya. Lelaki itu datang dengan rasa penyesalan dan ingin bertobat. Ia tidak datang dengan sikap membangkang. Ia datang berharap mendapat penyelesaian atas masalahnya.

Maka Rasulullah saw. bertanya, “Apakah kamu punya budak yang bisa dimerdekakan sebagai kafarat atas apa yang telah kamu lakukan?”

Orang itu menjawab, “Tidak.”

Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?”

Lelaki yang tak mampu menahan nafsunya itu menjawab, “Tidak.”

Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah engkau mampu memberi makan 60 orang fakir miskin?”

Lelaki itu sekali lagi menjawab, “Tidak.”

Tiba-tiba terjadi kebuntuan. Lelaki itu tidak punya apapun yang bisa digunakan untuk membayar kafarat atas perbuatan dosanya itu. Ia terduduk. Pasrah atas keputusan yang akan ditetapkan Rasulullah saw. atasnya.

Tak lama kemudian, datang seseorang membawa sebakul kurma. Orang ini memberi kurma itu kepada Rasulullah saw.

Rasulullah saw. memanggil si lelaki yang melanggar aturan Allah swt. Kepada orang-orang yang berpuasa. Kepadanya Rasulullah saw. menyerahkan kurma itu. “Ambillah ini. Sedekahkan!”

Orang itu malah bertanya, “Ya Rasulullah saw., apakah saya harus bersedekah kepada orang yang lebih miskin daripada saya? Demi Allah, tidak ada orang yang lebih miskin dari saya di Madinah ini.”

Mendengar itu Rasulullah saw. ketawa. Setelah itu Rasulullah saw. bersabda, “Kalau begitu, berikan kurma itu untuk makan keluargamu!”

Sungguh, betapa lebar senyum lelaki itu. Kafarat dosanya tertebus, keluarganya mendapat makanan. Subhanallah!

Mochamad BugiMochamad Bugi 

sumber: dakwatuna.com

Lengkapnya Klik DISINI

LUAPAN HATI SALAH SEORANG ISTERI SYUHADA'

 LUAPAN HATI SALAH SEORANG ISTERI SYUHADA'

Islamedia - Sedikitpun aku tidak merasa kehilangan atas kabar kesyahidan suamiku yang aku sayangi. Sebelum kesyahidannya kami sempat berbicara melalui telefon di mana aku berkata kepadanya, ”Tenangkanlah diriku yang risau akan keadaan kalian di sana’’.

Dia menjawab dengan tenang,”Semuanya dalam keadaan baik”.

Kataku lagi kepadanya,”Aku terdengar bahwa di sana berlakunya pertempuran tembak-menembak”.

Balasnya dengan tenang,”Semuanya dalam keadaan baik”.
Tambahku lagi,”Tersebar berita bahwa di sana, dua orang telah gugur syahid”.
Jawabnya ,”Mereka berdua juga dalam keadaan baik”. Air mata membasahi pipiku.

Demi untuk menenangkan diriku dia pun berkata,”Teguhlah, walau apa jua yang tejadi,
kamu akan sentiasa dalam keadaan baik… Negara kita ini akan sentiasa dalam keadaan baik… Anak kita juga akan senantiasa dalam keadaan baik dan katakan kepadanya setiap malam yang ayahnya ucapkan selamat malam”.

“Baiklah, ini dia anak kita, dia mau mendengar suara kau”, balasku sambil memberikan telefon kepada anak perempuan kami. Namun anakku mengembalikannya kepadaku dengan berkata, “Ayah sedang sembahyang, aku dengar dia berkata لا إله إلا الله ’’.

Tiba- tiba aku terdengar suara asing berkata kepadaku,”Tabahlah wahai saudari, suami saudari sudah syahid.”

Lantas kudekap anak perempuanku dan berbisik kepadanya,”Ayah dalam keadaan baik, wahai sayangku”.

Namun apa yang membuatku sedih ialah apabila setiap kali bertambahnya bilangan nama para syuhada’, mereka (pendukung kudeta) akan berkata ,”Kamu ini adalah musuh negara”.

Akan tetapi tetap kuulangi kata- katamu wahai suamiku dalam lubuk hatiku ini,”Negara kita akan sentiasa dalam keadaan baik”. [anb/fj]

Dari bumi Anbiya', bumi Syuhada, Bumi Kinanah-Mesir(SINAI)
Sedikitpun aku tidak merasa kehilangan atas kabar kesyahidan suamiku yang aku sayangi. Sebelum kesyahidannya kami sempat berbicara melalui telefon di mana aku berkata kepadanya, ”Tenangkanlah diriku yang risau akan keadaan kalian di sana’’.

Dia menjawab dengan tenang,”Semuanya dalam keadaan baik”.

Kataku lagi kepadanya,”Aku terdengar bahwa di sana berlakunya pertempuran tembak-menembak”.

Balasnya dengan tenang,”Semuanya dalam keadaan baik”.
Tambahku lagi,”Tersebar berita bahwa di sana, dua orang telah gugur syahid”.
Jawabnya ,”Mereka berdua juga dalam keadaan baik”. Air mata membasahi pipiku.

Demi untuk menenangkan diriku dia pun berkata,”Teguhlah, walau apa jua yang tejadi,
kamu akan sentiasa dalam keadaan baik… Negara kita ini akan sentiasa dalam keadaan baik… Anak kita juga akan senantiasa dalam keadaan baik dan katakan kepadanya setiap malam yang ayahnya ucapkan selamat malam”.

“Baiklah, ini dia anak kita, dia mau mendengar suara kau”, balasku sambil memberikan telefon kepada anak perempuan kami. Namun anakku mengembalikannya kepadaku dengan berkata, “Ayah sedang sembahyang, aku dengar dia berkata لا إله إلا الله ’’.

Tiba- tiba aku terdengar suara asing berkata kepadaku,”Tabahlah wahai saudari, suami saudari sudah syahid.”

Lantas kudekap anak perempuanku dan berbisik kepadanya,”Ayah dalam keadaan baik, wahai sayangku”.

Namun apa yang membuatku sedih ialah apabila setiap kali bertambahnya bilangan nama para syuhada’, mereka (pendukung kudeta) akan berkata ,”Kamu ini adalah musuh negara”.

Akan tetapi tetap kuulangi kata- katamu wahai suamiku dalam lubuk hatiku ini,”Negara kita akan sentiasa dalam keadaan baik”. [anb/fj]

Dari bumi Anbiya', bumi Syuhada, Bumi Kinanah-Mesir(SINAI)
sumber: Islamedia / facebook
Lengkapnya Klik DISINI

Ketika Badai Menghantam Perahu Kami...

Oleh Abdullah Haidir, Lc 

Berlayar mengarungi samudera, jangan berharap kau kan tiba di pulau tujuan tanpa cobaan mendera. Sebelum layar dibentangkan, inilah yang harus terpatri dalam diri menjadi kesadaran. Bahwa berbagai keindahan dari sebuah pelayaran panjang dan kenikmatan di pulau tujuan, berbanding lurus dengan besarnya tantangan yang menghadang. Tak kan pernah kau dapatkan indahnya pemandangan angkasa menjulang di tengah samudera luas membentang, selagi kau masih takut menembus hempasan gelombang. Ini bukan sekedar resiko perjalanan, tapi tlah menjadi aksioma tak terbantahkan.

Di sini, di perahu ini, kita sedang merangkai keutuhan dan persaudaraan, kesetiaan dan keteguhan, apapun posisi dan kedudukan. Karena kita telah memiliki tujuan, harapan dan mimpi yang sama ingin diwujudkan. Namun, kita tidak pernah menafikan adanya kesalahan, kelalaian dan kekhilafan, bahkan juga kejenuhan, kekecewaan, kemarahan, hingga silang sengketa yang tak terhindarkan. Itu wajar belaka, karena memang tidak satu pun di antara kita yang mengaku tiada cela tiada dosa. Namun kesamaan tujuan, mimpi dan khayalan, kan segera menyatukan, meluruskan langkah ke depan, menghapus resah dan kemarahan, berganti semangat yang terbarukan. Karenanya, kita sambut gembira setiap arahan, nasehat dan pesan-pesan yang dapat menguatkan serta menyatukan, sekeras apapun. Tapi, fitnah yang memecah barisan, tuduhan yang memojokkan, umpatan dan celaan yang menjatuhkan, serta aib yang dibeberkan, apalagi tindakan melobangi perahu agar kandas atau tenggelam, tidak pernah dapat kami terima, baik secara logika apalagi perasaan. Bagaimanapun, kami bukan batu yang diam diketuk palu.

Di sini, di perahu ini, kita sedang menjadikan badai dan gelombang sebagai ujian kejujuran, sarana muhasabah untuk memperteguh perjuangan, juga sarana belajar menjaga komitmen atas kesepakatan yang tlah dinyatakan. Karenanya, alih-alih badai ini menceraiberaikan atau meluluhlantakkan, justeru dia menjadi moment paling tepat untuk semakin rekat, melupakan kesalahpahaman yang sempat menimbulkan sekat. Mereka di kejauhan, boleh jadi bersorak sorai kegirangan ketika kita terombang ambing di tengah gelombang, berharap satu persatu dari kita tenggelam menjemput ajal menjelang. Tapi tahukah mereka? Justeru saat ini kami rasakan kehangatan tangan saudara kami yang erat saling berpegangan, justeru saat ini kami rasakan kekhusyuan doa-doa untuk keselamatan dan persatuan, justeru saat ini kami semakin yakin bahwa seleksi kejujuran memang harus lewat ujian, justeru saat ini kami jadi dapat membedakan mana nasehat dan mana dendam kesumat, mana masukan bermanfaat dan mana makar jahat, mana senyum tulus persaudaraan dan mana senyum sinis permusuhan.

Di sini, di perahu ini, justeru di tengah badai gelombang, kita jadi semakin mengerti pentingnya nakhoda yang memimpin dan mengendalikan, juga semakin menyadari pentingnya syura untuk mengambil keputusan, lalu pentingnya belajar menerima keputusan setelah disyurakan. Adanya kepemimpinan dan syura memang memberatkan, karena proses jadi panjang, langkah-langkah jadi terhalang aturan, keinginan sering tertunda menunggu keputusan. Tapi ini tidak dapat kita hindari, karena kita tidak berlayar sendiri, bergerak sendiri, mengambil keputusan sendiri dan menanggung resiko sendiri. Justeru karena kita berlayar bersama, maka kepemimpinan dan syura mutlak harus ada. Kepemimpinan memang bukan nabi yang maksum dan mendapatkan legalitas wahyu dalam setiap kebijakan, kesalahanpun bukan sebuah kemustahilan meski tidak kita anggap kebenaran. Tapi kepemimpinan yang dibangun oleh syura, telah memenuhi syarat untuk disikapi penuh penghormatan dan ketaatan, sepanjang tidak ada ajakan kemaksiatan. Sebagian orang boleh jadi mengatakan ini sikap taklid buta, kita katakan, 'Inilah komitmen kita!' Sebagian lagi katanya merasa kasihan dengan anak buah yang tidak mengerti banyak persoalan dan hanya ikut ketentuan, kita katakan, 'Kasihanilah dirimu yang sering menghasut tanpa perasaan!'

Di sini, di perahu ini, ketika badai menghantam dari kiri dan kanan, depan dan belakang, teringat perkataan para shahabat dalam sebuah peperangan, tatkala musuh dari luar datang menyerang dan orang dekat menelikung dari belakang,

'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya' (QS. Al-Ahzab: 22)

Ibnu Katsir menjelaskan, "Maksudnya, inilah janji Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan, pertanda kian dekatnya kemenangan."

Riyadh, Rabiul Tsani 1432 H. 

*Abdullah Haidir, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) DPW PKS Arab Saudi

sumber

Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......