Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Posisi Sehat di Depan Komputer

Ketika kita menggunakan komputer dan kadang-kadang kita merasakan rasa lelah, nyeri khususnya dibagian tangan, atau mata terasa penat, Hal tersebut bisa disebaban karena kita salah didalam mengatur posisi anggota tubuh kita. Kita harus mengatur posisi sehat di depan komputer, seperti pada tulisan sebelumnya mengenai lelah ketika mengetik di depan komputer yang ‘diadopsi’ dari posisi ketika bermain piano.

Mungkin ada baiknya kita mulai sekarang mengatur letak komputer atau posisi tubuh kita ketika menggunakan komputer, apalagi jika kita rutin menggunakannya dan cukup lama penggunaannya. Bagaimana sich posisi sehat tersebut? Berikut ini beberapa kiat yang bisa kita terapkan;

Posisi Tubuh:

Badan pada posisi tegak didepan komputer dan jarak pandang antara mata dan monitor sekitar 45-70cm.

Letak posisi Komputer:

Bagi pengguna komputer desktop, sesuaikan posisi keyboard, monitor, dan mouse agar kita bisa mendapatkan posisi yang cocok untuk tubuh kita (seperti pada no 1).

Penggunaan Mouse:

Ketika menggunakan mouse usahakan agar pergelangan tangan berada pada posisi tidak menggantung atau lebih rendah dari mouse. Usahakan agar posisinya sejajar antara pergelangan tangan dan mouse. Posisi jari tangan usahakan agar selalu lurus ketika ‘idle’.

  Penggunaan Keyboard:

Seperti pada penggunaan mouse, ketika menggunakan keyboard usahakan agar selalu sejajar seperti terlihat pada gambar.


Lengkapnya Klik DISINI

9 Penemuan Muslim yang Mengguncang Dunia

Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan
ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun
warisan muslim yang terlupakan.
http://rol.republika.co.id/images/news/2009/03/20090327134745.jpg
“Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman
Renaisans langsung kepada Yunani,” ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi
dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.
Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani
mengharapkan pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi
peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah
menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan terbentang seluas daratan
China.

Inilah penemuan muslim yang luar biasa:

1. Operasi Bedah
http://spesialisbedah.com/wp-content/uploads/2008/09/operasi1-300x255.jpg


Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500
halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di
Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak
penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang
jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada
luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan
sepasang alat jepit pembedahan.

2. Kopi
http://matakita.files.wordpress.com/2008/02/cangkir-kopi.jpg
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali
dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum
sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh
sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada
abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika
kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.

3. Mesin Terbang
http://farm4.static.flickr.com/3578/3819397105_854813b5cc.jpg
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi
sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain
sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum
burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas
terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan
mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak
terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun
kemudian.

4. Universitas
http://www.1st-art-gallery.com/thumbnail/176605/1/View-Of-The-University,-Cairo-$28vue-De-L$27universite-Du-Caire$29.jpg
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan
sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya
Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan
universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian.
Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti
utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi
wanita muslim di mana pun di dunia.

5. Aljabar
http://kartini87.files.wordpress.com/2009/07/aljabar.jpg
Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9
‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of
Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar
adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan
gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang
pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa
menjadi kekuatan.

6. Optik
http://sepenggal.files.wordpress.com/2008/12/gambar-alat-optik.jpg
“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar
Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia
melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori
Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri.
Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran
kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan
koneksi antara optik dan otak.

7. Musik
http://totalfeedback.com/tfwp/wp-content/uploads/2008/12/music-notes.jpg
Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen
yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek
moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet
Arab.

8. Sikat Gigi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnk2Cx7Cx5KiGTj5DbgGKnY2BVUedby_YnhWf8goMFkBEmwNcPHsLYD-EfLfOHtFaVBsc-q9vgsSibZA1rJxMBH_ztfbTg5hCEbPbvDkNibtiH-_Z3RQN0E9k4YCgh_EHA6sEYHcJit3I/s1600/sikat-gigi.jpg
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi
pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk
membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam
Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.

9. Engkol
http://otomotif.web.id/image/1.4.jpg
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim,
termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi
gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek
berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh
Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda
hingga kini.
Lengkapnya Klik DISINI

Dilarang Minum Air Putih sebelum Makan

Untuk mengurangi makan berlebih banyak orang minum air terlebih dahulu sesaat sebelum makan. Sebaiknya hilangkan kebiasaan itu, jika ingin minum sebelum makan lakukanlah satu jam sebelum waktu makan.

Mengonsumsi air terlalu banyak tepat sebelum makan memang membuat Anda kehilangan nafsu makan karena lambung menjadi penuh. Tapi minum air sesaat sebelum makan akan membuat proses penyerapan makanan oleh enzim menjadi lebih sulit.

Karena air yang diminum butuh waktu 30 menit mengalir dari lambung menuju usus. Sehingga jika minum sesaat sebelum makan, belum sempat air menuju usus sudah ditambah dengan makanan yang membuat enzim bekerja lebih sulit.

Profesor Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS, seperti dikutip dari karangannya, 'The Miracle of Enzyme', Sabtu (20/2/2010), menyarankan agar minum air putih dilakukan 1 jam sebelum waktu makan.

Seperti halnya tanaman, menurutnya ada periode yang baik untuk minum karena pengairan yang berlebihan pada tanaman akan membuat tanaman menjadi busuk dan layu. Sehingga ada periode waktu yang sesuai untuk tubuh minum air.

Cara ideal untuk mencukupi kebutuhan air untuk tubuh adalah:
1-3 gelas saat bangun tidur pada pagi hari
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan siang
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan malam.

Menurutnya yang harus diperhatikan adalah minum air setelah bangun tidur karena cairan yang hilang harus cepat diganti saat bangun tidur.

Profesor Hiromi tidak menyarankan minum air sebelum tidur tapi jika sangat haus bisa dilakukan satu jam sebelum waktu tidur.

Minum air sesaat sebelum tidur bisa mencegah terjadinya aliran balik. Walaupun hanya air, jika bercampur dengan asam lambung bisa memasuki tenggorokan dan terhirup ke dalam paru-paru yang dikhawatirkan risiko menderita pneumonia.

Biasakanlah tidur dengan perut kosong karena tenggorokan dirancang agar tidak ada yang masuk ke dalamnya selain udara. Jika masih ada makanan atau minuman, isi lambung akan meluap naik menuju kerongkongan saat Anda merebahkan diri. Saat itu terjadi, tubuh akan menyempitkan saluran pernapasannya dan menghentikan pernapasan Anda untuk mencegah isi lambung memasuki tenggorokan.

Banyak kejadian orang meninggal akibat serangan jantung pada dini hari. Penyebabnya adalah karena asam yang mengalir balik sebagai akibat makan atau minum larut malam, dan berakhir pada tertutupnya saluran pernapasan, kemudian napas jadi tidak teratur, kadar oksigen dalam darah berkurang dan akhirnya kurang persediaan oksigen menuju otot jantung.

Diakuinya, kebutuhan minum tiap orang berbeda tapi biasakan untuk minum air 6-8 gelas per hari (1,5-2 liter) untuk orang dewasa. Jika cuaca sangat panas misalnya maka orang akan membutuhkan minum yang lebih banyak. Sebaliknya orang yang mengalami sistem pencernaan lemah dapat mengalami diare jika minum terlalu banyak.

Banyaknya air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada ukuran tubuh orang tersebut dan apa yang dianggap sesuai untuk tubuhnya. Hanya saja tetap perhatikan waktu-waktu untuk minum yang ideal, di luar kebutuhan minum lainnya.

Jika kebutuhan air terpenuhi dengan baik maka Anda akan jarang terkena sakit. Saat kebutuhan air terpenuhi, air akan melembabkan area-area dalam tubuh yang mudah diserang oleh bakteri dan virus seperti daerah bronkus (pipa saluran pernapasan), mukosa lambung dan usus. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh menjadi aktif sehingga area-area tersebut menjadi sulit diserang virus atau bakteri.

Sebaliknya jika air yang dikonsumsi kurang, membran mukus pada bronkus akan mengalami dehidrasi dan mengering, dimana dahak dan lendir diproduksi dalam bronkus. Jika tidak ada air yang cukup maka dahak dan lendir akan menempel pada bronkus yang kemudian menjadi tempat berkembangbiaknya virus dan bakteri.

Air penting bagi tubuh. Jika tidak ada air orang tidak hanya kekurangan gizi, tapi kotoran dan racun juga akan terkumpul di dalam sel dan tidak dapat dikeluarkan. Efek buruknya, racun yang terakumulasi itu akan merusak sel-sel gen yang salah satunya bisa menyebabkan berubahnya gen menjadi sel kanker. 

Lengkapnya Klik DISINI

Antara Fiqh Pergerakan VS Fiqh Tekstual

Oleh Sayyid Qutb 
 
Fiqh Islam tidak lahir diruang hampa. Fiqh Islam tumbuh dan berkembang seiring pergerakannya dalam merespon keperluan-keperluan riil kehidupan umat Islam. Bukan fiqh Islam yang melahirkan masyarakat Islam, tetapi masyarakat Islamlah yang melahirkan fiqh Islam.
 
Dua fakta sejarah ini mempunyai makna yang besar. Ia sangat juga sangat penting untuk memahami dan menyelami tabiat fiqh Islam dan tabita bergerak yang dimilikinya.

Orang yang hari ini menukil teks-teks fiqh dan hukumnya yang telah terkodifikasi, tanpa mengetahui dua fakta dan hukum-hukumnya yang telah terkodofikasi, tanpa mengkaji ulang situasi kondisi dan peristiwa-peristiwa yang melahirkan dan memunculkan teks-teks dan hukum-hukum tersebut. Tanpa mendalami tabiat suasana, lingkungan, dan keadaan direspon dan diarahkan teks-teks itu. Padahal, hukum-hukum itu seolah-olah ia lahir dari ruang hampa, dan seakan ia bisa hidup ini - mereka ini bukanlah fuqaha (ahl fiqh), dan mereka tidak punya sedikit pun fiqh (pemahaman yang mendalam) tentang tabiat fiqh.

Fiqh pergerakan berbeda secara fundamental dengan fiqh tekstual, meskpun ia disimpulkan dan disandarkan kepada nash-nash yang menjadi landasan dan rujukan fiqh statis.
Fiqh pergerakan mempertimbangkan realita yagn melahirkan teks-teks fiqh dan yang menciptakan hukum-hukumnya. Fiqh pergerakan berpendapat bahwa realita tersebut disusun dengan teks-teks dan hukum-hukum itu dalam sebuah susunan yang tidak terpisahkan unsur-unsurnya. Apabila unsurp-unsur susunan ini terpisah, maka ia akan kehilangan tabiatnya, dan susunannya juga akan rusak.

Oleh karena itu, tidak ada satupun hukum fiqh yang berdiri sendiri. Hidup di ruang hampa, dan tidak menyatukan unsur-unsur situasi dan kondisi, suasana , lingkungan, faktor-faktor lain yang memunculkannya pada awal kemunculannya. Ia tidak hidup di ruang hampa. Karena ia tidak dapt bisa hidup di ruang hampa.
Untuk mengeleborasi lebih lanjut tentang fakta yang umum ini, kia akan mengambil satu contoh hukum, hukum fiqh Islam tentang larangan memuji disi sendiri dan mencalonkan diri untuk suatu jabatan.

Hukum ini diambil dari firman Allah Subhanahu wata'ala :
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
"Maka janganlah mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS : Najm : 32)

Sabda Rasulullah shallahu alaihi wa sallam :
"Demi Allah, kami tidak akan mengangkat untuk tugas ini orang yang memintanya."

Hukum ini, sebagaimana teks-teks di atas, tumbuh di masyarakat Islam untuk diaplikasikan dalam masyarakat, untuk hidup dalam komunitas ini, dan untuk merespons keperluan masyarakat ini, sesuai dengan perkembangan sejarah, struktur keorganisasiannya, dan realita pribadinya. Karena sebab-sebab diatas, ia adalah hukum Islam. Ia telah tumbuh di sebuah komunitas riil dan tidak tumbuh dalam ruang hampa idealis.

Karena alasan ini, ia tidak bisa mengejawantah dan tidak akan menghasilkan efek-efek positip kecuali jika ia diaplikasikan dalam masyarakat Islam - masyarakat yang islami secara pertumbuhannya, struktur organisasinya, dan konsistensinya dalam memedomani Islam secara sempurna. Setiap masyarakat yang tidak mengimpun pilar-pilar ini secara sempurna, mak aia dianggap sebagai ruang hampa, jika dinisbatkan kepada hukum diatas, sehingga ia tidak mampu hidup di dalamnya, tidak pas untuknya, dan juga tidak dapat memperbaikinya.

Seluruh hukum dalam sistem Islam sama seperti hukum ini.
Sekarang kita akan berusaha memahami mengapa seseorang dalam masyarakat Islam tidak memuji diri sendiri, tidask mencalonkan dirinya untuk jabatan, dan tidak berkampanye untuk diri sendiri agar dipilih menjadi anggota parlemen, pemimpin, atau penguasa. Seseorang dalam masyarakat Islam tidak memerlukan sedikitpun dari perkara-perkara ini untuk memperlihatkan keunggulan dan kapabilitasnya.

Sebagaimana kedudukan dan jabatan dalam masyarakat ini, keduanya merupakan beban yang berat dan tidak merangsang seseorang untuk memperebutkannya, kecuali jika untuk mencari pahala, karena melaksanakan kewajiban dan untuk pengabdian yang bera t demi memperoleh ridha Allah Subhanahu wata'ala. Karena itu, tidak akan meminta kedudukan dan jabatan kecuali orang-orang yang meremehkannya, karena didorong suatu kepentingan yang ada dalam dirinya. Dan, orang-orang harus dihalangi untuk mendapatkannya.

Namun, fakta ini tidak akan bisa dipahami dengan baik kecuali dengan mengkaji ulang perkembangan alami masyarakat Islam, dan dengan menelaah kembali tabiat struktur keorganisasiannya. Pergerakan adalah unsur pembentuk masyarakat Islam. Masyarakat Islam adalah anak dari pergerakan aqidah Islam.

Pertama, akidah lahir dari sumber Ilahinya yang mengejawantah dalam tabliqh Rasulullah Shallahu alaihi wassalam dan perbuatannya pada zaman kenabian, atau dalam dakwah dai yang menyerukan apa yang datang dari sisi Allah dan apa yang disampaikan-Nya di sepanjang masa sesudahnya. Lalu, dakwah itu direspons oleh beberapa orang, mereka menanggung siksa dan hukuman dari jahilyah yang berkuasa dan menguasi bumi dakwah. Ada di antara mereka yagn disiksa lalu kembali menjadi kafir, ada yang membenarkan apa yang dijanjikan Allah untuknya hingga ia gugur sebagai syahid, dan ada juga yang menanti, hingga Allah memutuskan antara dia dan kaumnya dengan keputusan yang adil.

Orang-orang itulah (selain yang kembali ke kekafiran) yang dianugerahi kemenangan oleh Allah subhanahu wata'ala. Sebagian dari mereka dijadikan-Nya sebagai pelaksana ketetapan-Nya serta dikuasakan-Nya diatas bumi-Nya. Sebagai bentuk realisasi janji-Nya untuk menolong orang yang menolong-Nya, dan menjadikannya penguasa di muka bumi, agar ia mendirikan kerajaan Allah di bumi, atau untuk melaksanakan hukum Allah di bumi. Dan sebenarnya bukan ia yang berhak atas pertolongan dan penguasaan ini, sebab ia adalah pertolongan untuk agama Allah subhanahu wata'ala.

Dengan agama ini orang-orang itu tidak berhenti pada batasan bumi tertentu, pada batas-batas ras tertentu, atau pada batasan-batasan suku bangsa, warna kulit, bahasa, maupun unsur-unsur pemersatu manusia yang kerdil dan yang hina. Mereka bergerak dengan akidah rabbani ini untuk membebaskan manusia .. semua manusia di bumi .. semua bumi dari ketundukkan kepada selain Allah subhanahu wa ta'ala, dan untuk menyelamatkannya dari penghambaan kepada semau jenis taghut, apa pun namanya.

Melalui pergerakan dengan agama ini, kita telah mengetahui bahwa ia tidak berhenti pada pendirian negara Islam di suatu belahan bumi dan tidak berhenti pada batasan-batasan bumi, ras, dan suku bangsa, terlihat jelas kedudukan tiap-tiap individu dan menjadi terang tingkatan mereka di tengah-tengah masyarakat. Pemunculan dan pembedaan ini berdiri atas landasan neraca-neraca dan nilai-nilai keimanan yang diketahui oleh semua anggota masyarakat. Ia tersusun dari ujian di medan jihad, ketakwaan, kesalehan, ibadah, akhlak, kapabilitas, dan kompensasi. Kesemuanya ini adalah nilai-nilai yang ditentukan oleh realita, dihadirkan oleh pergerakan, dan dikenal oleh masyarakat, serta orang-orang yang bersifat dengannya. Oleh karena itu, anggota-anggotanya tidak perlu memuji diri mereka dan tidak perlu meminta jabatan dan kepentingan atas dasar pemujian diri ini.

Masyarakat Islam tumbuh dengan pertumbuhan seperti itu, dan struktur keorganisasiannya berdiri atas landasan pengunggulan di sela-sela pergerakan dengan nilai-nilai tersebut, seperti yang telah terjadi dalam masyarakat Islam kala orang-orang Muhajirin yang pertama-tama hijrah diunggulkan ditingkatan teratas, lalu orang-orang Anshar, Ahli Badr, Ahli Baiat ar Ridhwah, dan orang-orang yang menafkahkan hartanya atau berperang sebelum Fathu (penaklukan) Makkah, kemudian disusul orang-orang yang diunggulkan karena beratnya ujian yang menimpanya dalam Islam. Daslam masyarakat Islam sepert ini sebagian individunya tidak akan merugikan sebagian yang lain, dan masyarakat tidak akan memungkiri keutamaan orang-orang yang diunggulkan.

Kadang sebagian orang di zaman kita ini menganggap bahwa ini adalah keistimewaan khusus masyarakt Islam generasi pertama saja, karena faktor pertumbuhan sejarah. Tetapi, sayangnya mereka lupa bahwa masyarakat Islam manapun tidak akan ada kecuali dengan pertumbuhan seperti ini.
Ini adalah titik awal yang kemudian diikuti oleh fitnah dan ujian - seperti yang pernah terjadi untuk pertama kali - lalu ada diantara manusia orang-orang yang disiksa dan kembali murtad!

Tetapi, ada orang-orang yang membenarkan apa yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wata'ala untuknya, sehingga mereka pun gugur dan mati syahid. Ada pula orng-orang yang shabar, menyabarkan diri, bertahan dalam Islam, dan benci untuk kembali kepada jahiliyah, sebagaimana salah seorang dari mereka benci untuk dilemparkan ke dalam neraka!
Terkadang sesudah itu pun ada orang yang bertanya, "Ini kan hanya terjadi di periode awal, lalu bagaimana jika msyarakat sudah terbentuk dengan baik?"

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang tidak mengerti tabiat Islam. Agama ini senantiasa bergerak, dan ia tidak akan pernah berhenti bergerak. Ia bergerak untuk membebaskan manusia. Seluruh manusia. Di bumi. Seluruh bumi .. dari ketundukkan selain kepada Allah Subhanahu wata'ala, dan untuk menyelamatkannya dari beribadah kepada semua jenis taghut, tanpa mengenal batasan daerah, ras, margta, atau pembatas-pembatas manusiawi yang kerdil dan hina, apapun namanya. Wallahu'alam .

Lengkapnya Klik DISINI

Fakta Ilmiah: Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan

KISAH ini diceritakan oleh Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar (pakar Geologi Muslim) tentang pengalaman seorang pemimpin Al-Hizb al-Islamy Inggris yang masuk Islam karena takjub dengan kebenaran terbelahnya bulan.

Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah" (QS. Al-Qamar 1).

Apakah kalian akan membenarkan kisah dari ayat Al-Quran ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris?

Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?

Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari al-Quran. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi, “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah”, mengandung mukjizat secara ilmiah?”

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad Saw. sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana Nabi-nabi sebelumnya.

Mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam al-Quran dan sunnah-sunnah Rasulullah Saw.

Allah ta’alaa memang benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Makkah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
...Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya...
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan”. Maka, Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu, Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka, serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!” Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka, mereka pun menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Lalu, orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Makkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Makkah, orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…”.
Akhirnya, sebagian mereka pun beriman sedangkan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat dan telah terbelah bulan. Ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …. (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb al-Islamy Inggris.

Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan al-Quran yang mulia. Aku pun berterima kasih kepadanya dan membawa terjemah itu pulang ke rumah. Ketika aku membuka-buka terjemahan al-Quran itu di rumah, surat yang pertama aku buka ternyata al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah… “.

Aku pun bergumam: “Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun menghentikan pembacaan ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Allah Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

suatu hari aku pun duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi di antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, ” Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna”. Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, tetapi justru dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan, di antara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, di mana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”

Mereka pun menjawab, “Tidak, !!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya? Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Gambar ini di foto dari pesawat ulang alik NASAPresenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”.
...“Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”...
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad Saw. 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah.

Maka, aku pun berguman, “Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf al-Quran dan aku baca surat Al-Qamar, dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Mahabenar Allah dengan segala Firman-Nya. [adrian/voa-islam.com]

Tautan Video tentang Prof. Dr. Zaghlul Al Najjar:
  1. The Scientific Precision of the Qur'a
  2. Scientific Miracles in theQur'an Prof Dr. Zaghloul el-Naggar
Catatan Redaksi :
Mengenai data terbelahnya bulan apakah fakta ataukah fiktif, para ilmuwan memang ada yang kontra dan banyak pula yang pro. Pro dan kontra ini terletak pada interpretasi terhadap gambar foto permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang di permukaan bulan.

Mengenai kebenaran berita tersebut, kami tidak berani berspekulasi, wallahu a'lam mana yang benar. Kami muat artikel "Mukjizat Terbelah" (Arab: Shaqq  al-Qamar, Inggris: Moon Rille) di Citizen Journalism dengan banyak pertimbangan. Antara lain, karena sebelumnya artikel tersebut --atau yang serupa dengan artikel tersebut-- sudah pernah dipublikasikan di berbagai media, antara lain:
1. Majalah Qiblati Vol. 01/ No.05-Januari 2006 dengan judul "Bulan memang Terbelah."
2. Koran Republika, Jumat, 27 Februari 2009 dengan judul "Bulan Terbelah Memang Pernah Terjadi."
3. Majalah FOKKAL terbitan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Volume 7 Nomor 1 2007, dengan judul “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?”

Terlepas dari kontroversi tersebut, kita wajib meyakini adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Bisa dibuktikan atau tidak pada zaman sekarang ini, mukjizat tersebut harus kita imani, karena ada nasnya. Sebagaimana pula dengan mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena disebutkan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, walaupun kita bidak bisa membuktikan mekanisme fisisnya.
Sumber : Cahaya Iman
Lengkapnya Klik DISINI

Inilah Alasan Rasulullah Melarang Ummatnya Minum Sambil Berdiri

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie_nIZ8sypzKWw-eo372mZqt_8rGbB8TJbnLmza9b9_QefWQZdET4rRalmXjOaouF4pmlx7ahEuli1hhawoUbJKJc0WNPo0ecJXOhqABt4By0i84rODvdmfdu9llo24VVTAb11sj1Isuw/s200/muhammad2.jpgDalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.

Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih itu terjadi pengendapan di saluran speanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana.
Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. diduga diakibatkan karena Susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Dari Anas r.a. dari Nabi saw.: "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri". Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk."
Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.
Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat azas darurat!
http://2.bp.blogspot.com/_l799t7SGfjk/TOkXZ9ejQhI/AAAAAAAAAN4/x3ybr3AV2GM/s1600/say-no-nicely.png

Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, "Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhar).
Lengkapnya Klik DISINI

Adab Berbicara, Mendengar, dan Berdebat dalam Islam

ADAB BERBICARA
1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi SAW disebutkan:
“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)
2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
“Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga bias difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)
3. Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi SAW:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya)
4. Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il:
Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas’ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud : Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih)
5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah nabi SAW jika berbicara maka beliau SAW mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau SAW mendatangi rumah seseorang maka beliau SAW pun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)

6. Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
7. Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi SAW:
“Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)
8. Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Bukanlah seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)
9. Menghindari banyak canda, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)
10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi SAW:
“Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)
11. Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari)
12. Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)
13. Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi SAW dari AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari bapaknya berkata:
Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (2 kali), lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim)
Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)
ADAB MENDENGAR
1. Diam dan memperhatikan (QS 50/37)
2. Tidak memotong/memutus pembicaraan
3. Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis)
4. Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa.
5. Tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari yang berbicara

ADAB MENOLAK / TIDAK SETUJU
1. Ikhlas dan menghindari sifat senang menjadi pusat perhatian
2. Menjauhi ingin tersohor dan terkenal
3. Penolakan harus tetap menghormati dan lembut serta tidak meninggikan suara
4. Penolakan harus penuh dengan dalil dan taujih
5. Menghindari terjadinya perdebatan sengit
6. Hendaknya dimulai dengan menyampaikan sisi benarnya lebih dulu sebelum mengomentari yang salah
7. Penolakan tidak bertentangan dengan syariat
8. Hal yang dibicarakan hendaknya merupakan hal yang penting dan dapat dilaksanakan dan bukan sesuatu yang belum terjadi
9. Ketika menolak hendaknya dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara yang dikuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya
10. Saat menolak hendaknya menjaga hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati.

Artikel dicetak dari situs http://www.al-ikhwan.net
Lengkapnya Klik DISINI

Wanita dan Wanita

oleh Iswan Kurnia Hasan, Lc. DIPL

Ada tulisan yang sangat menggoda saya ketika membacanya di dalam sebuah email yang dikirimkan oleh seorang teman. Jangan ditanya mengenai ceritanya dan faktanya tapi yang diambil ibrah adalah kekuatan pesan yang disampaikannya. Terima kasih dan selamat membaca.

KETIKA TUHAN MENCIPTAKAN WANITA Malaikat datang dan bertanya..."Mengapa kau begitu lama menciptakan WANITA Tuhan???"

Tuhan menjawab, "Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk WANITA?" "Dua tangannya mampu menjaga banyak anak, sementara pada saat bersamaan tangan itu punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan.

Dan semua itu hanya dengan 2 tangan" Malaikat menjawab dan takjub,"hanya dengan 2 tangan? tidak mungkin!" Tuhan menjawab "tidak kah kau tau, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari?"

Malaikat mendekat dan mengamati WANITA tersebut, dan bertanya, "Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh ??????,,, seolah2 terlalu banyak beban baginya...

." Tuhan menjawab " itu tidak seperti yang kau bayangkan,,, itu adalah air mata...." "untuk apa??????" tanya malaikat....

Tuhan melanjutkan " air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan,, kegalauan,, cinta,,, kesepian,,, penderitaan,,, dan kebanggaan.... serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki2... ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki WANITA....."

"dia dapat mengatasi beban lebih dari laki2,,,, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri....." "dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit,,, mampu menyanyi saat menangis,,,menangis saat terharu,,,bahkan tertawa saat ketakutan...."
" dia berkorban demi orang yang dicintainya.."
" dia mampu berdiri melawan ketidakadilan..."
" dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang...."
" dia girang dan bersorak saat kawanya tertawa bahagia..."
" dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran...."
" dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian,,, tapi dia mampu mengatasinya...dia tau bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka...."

"CINTANYA TANPA SYARAT,,,,"

" HANYA ADA 1 YANG KURANG DARI WANITA,,, DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA....." 
Lengkapnya Klik DISINI

Buku-Buku Tentang Kajian Fikih Sirah

Buku-Buku Tentang Kajian Fikih Sirah
Sirah Nabawiyah dan Fikih Sirah memang memiliki makna yang kuat dalam kehidupan ummat Islam. Di sanalah ditunjukkan jalan perjuangan dan pengejawantahan yang nyata atas risalah langit yang turun ke bumi. Di bumi inilah Sang Kekasih, Rasulullah shalallahu ‘alaihi was salam, menerjemahkan Al Qur’an yang diturunkan dari langit ketujuh. Di sinilah beliau meletakkan idealita langit pada realita dengan perjuangan dakwahnya yang biru.

Kajian perjalanan dan sejarah hidup Rasulullah shalallahu ‘alaihi was salam yang lengkap sudah muncul sejak abad ke-delapan Masehi. Hingga kini, sudah sangat banyak kajian tentang sirah nabawiyah, baik dari kalangan ulama’ ataupun orientalis. Bahkan bisa dikatakan bahwa sirah nabawiyah, biografi tentang Rasulullah shalallahu ‘alaihi was salam, adalah kajian biografi yang paling banyak dilakukan para intelektual.
Generasi tabi’in banyak yang mulai menyususn data tentang sirah nabawiyah pada lembaran kertas. Di antara mereka adalah Urwah bin Zubair, Aban bin Utsman, Syurahbil bin Sa’ad, Wahab bin Munabbih, dan Ibnu Syihab Az Zuhri. Akan tetapi peninggalan fisik dari mereka telah lenyap.

Buku sirah nabawiyah yang dianggap paling terpercaya ditulis diperkirakan ditulis oleh sejarawan Muhammad bin Yasar bin Ishaq. Namun, versi asli atau salinan kitab itu tidak ada. Dan sebagian ulama mensarikannya dari Siratun Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam karangan Ibnu Hisyam, yang merupakan murid Ibnu Ishaq, dimana di dalam kitab itu terdapat banyak nukilan dari Ibnu Ishaq, lantas merujuknya sebagai Siratur Rasulullah karangan Ibnu Ishaq. Diperkirakan Ibnu Hisyam banyak menukil dari kitab Al Maghazi karangan Ibnu Ishaq.

Ulama salaf lain yang menulis tentang sirah nabawiyah adalah Ismail bin Katsir atau Ibnu Katsir dengan Al Fushul fi Ikhtishari Siratur Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Selain itu beliau juga menulis sirah nabawiyah dalam bagian Al Bidayah wan Nihayah. Ibnul Jauzi menulis pula tentang sirah nabawiyah dengan judul Al Wafa’ bi Ahwal Al Musthafa. Imam Al Asfahani menulis Dala’il An Nubuwah. Imam At Tirmidzi menulis Asy Syama’il, dan Ibnul Qayyim Al Jauziyah menulis dalam kitabnya, Zadul Ma’ad. Ini hanya sebagian kecil contoh saja.

Beberapa ulama kontemporer yang menulis tentang sirah nabawiyah  diantarannya adalah Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri dengan kitabnya Ar Rahiq Al Makhtum. Kitab ini merupakan juara pertama penulisan sirah nabawiyah yang diadakan oleh Rabithah Al Alam Al Islami. Ada juga versi ringkas sirah nabawiyah yang ditulis oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab dengan judul Mukhthasar Siratur Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ustadz Abul Hasan Ali An Nadwi dari India pun juga menulis As Sirah Nabawiyah. Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi menulis kitab Hadzal Habib, Ya Muhibb.  Muhammad Husain Haikal dari Mesir menulis Hayat Muhammad.  Sementara itu di Indonesia, terdapat KH Moenawar Chalil yang menulis Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, sebuah kitab sirah nabawiyah dengan pendekatan tarikh.

Sementara itu salah satu kalangan orientalis yang menulis tentang sirah nabawiyah dengan pendekatan ‘ilmiah’ adalah Karen Armstrong dengan bukunya yang berjudul Muhammad : A Biography of the Prophet.
Sementara itu beberapa  buku tentang kajian yang lebih mendalam tentang sirah nabawiyah, atau dikenal dengan fikih sirah, akan dipaparkan beserta penulisnya sebagai berikut.

1. Fiqh As Sirah – Syaikh Muhammad Al Ghazali As Saqqa
Kitab fikih sirah ini ditulis oleh seorang cendikiawan Muslim dari Mesir yang bernama Muhammad Al Ghazali As Saqqa. Beliau adalah salah seorang da’i  brillian, memiliki semangat menggelora, keimanan mendalam, perasaan lembut, tekad membaja, lincah, ungkapan-ungkapan mensastra, terkesan, mengesankan, supel dan pemurah. Ini semua diketahui setiap orang yang pernah hidup bersamanya, menyertai dan bertemu dengannya. Beliau merupakan lulusan Fakultas Ushuludin Al Azhar jurusan Da’wah wal Irsyad. Beliau juga pernah bergabung dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin.

Buku Fiqhus Sirah yang ditulisnya merupakan salah satu karyanya yang dikenal oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Dalam kata pengantar kitab tersebut, beliau mengatakan, “Saya mengharapkan riwayat hidup Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dapat menjadi sesuatu yang menumbuhkan iman, membersihkan perangai dan akhlak buruk, serta mengobarkan api perjuangan, menghimbau manusia untuk menghayati kebenaran, dan setia membelanya, serta memadukan sebanyak mungkin contoh-contoh cemerlang seperti itu.”
Oleh karena itu, dalam kajiannya tentang fikih sirah, akan kita dapati bagaimana beliau menunjukkan sirah nabawiyah sebagai sebuah tata nilai yang menuntun ummat Islam dalam menumbuhkan gairah dan kebanggan terhadap pribadi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Yang membedakannya dengan penulis sirah nabawiyah yang lain, dalam buku Fiqhus Sirah ini Syaikh Muhammad Al Ghazali menggunakan metode tersendiri dalam menentukan shahih dan tidaknya sebuah hadits terkait dengan sirah nabawiyah. Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albani yang diminta melakukan tahqiq terhadap hadits-hadits dalam kitab ini misalnya, meragukan metode dan sumber rujukan yang digunakan oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali. Namun, Syaikh Muhammad Al Ghazali menjelaskan bahwa metodenya lebih sesuai dengan keterikatan dan kesesuaian dengan Al Qur’an meski oleh sebagian muhadits dianggap lemah.

Sementara itu, beliau juga memilih meninggalkan hadits Bukhari dan Muslim tentang Perang Bani Musthaliq karena menurutnya tidak sesuai dengan logika Islam dan jauh dari karakter Nabi.
Dengan gaya penulisan yang lentur dan menyisipkan hikmah dan ibrah tentang bagian-bagian dari sirah nabawiyah, kitab Fiqhus Sirah ini relatif mudah dicerna oleh pembacanya. Selain itu, penulis berusaha menerjemahkan hikmah dan ibrah itu dalam konsep kehidupan kaum muslimin.

2. Fiqh As Sirah – Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi
Fiqhus Sirah karangan Dr.  Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi berjudul lengkap Fiqhus Sirah: Dirasat Manhajiyah ‘Ilmiyah li Siratil Musthafa ’Alaihish Shalatu was Salam. Beliau lahir di Turki, dan pindah ke Suriah saat berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmani. Kemudian beliau belajar di Kairo pada Fakultas Bahasa Arab. Dan meraih gelar Doktor di Universitas  Al Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf ‘Ula. Beliau menjadi tenaga pengajar di Fakultas Syari’ah Universitas  Damaskus semenjak tahun 1961. Kemudian menjadi Ketua Jurusan Fiqh Islam pada Fakultas Syari’ah dan pada gilirannya duduk sebagai Dekan Fakultas tersebut  pada tahun 1977. Saat ini Dr. Sa’id Ramadhan bekerja sebagai Guru Besar di Fakultas Syariah Universitas Damaskus dalam bidang Fiqh Islam. Beliau juga merupakan salah satu anggota Jama’ah Ikhwanul Muslimin.

Jika dirunut menurut tujuannya, beliau menulis Fiqhus Sirah dengan tujuan untuk memahamkan kaum muslimin pada pribadi kenabian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, menggambarkan prototype ideal manusia utama yang dijadikan teladan, membantu dalam kajian Al Qur’an, menguatkan tsaqafah Islamiyah, dan mengajarkan metode da’wah kepada para duat Islam di manapun.

Dalam gaya penulisan, beliau menukilkan satu fragmen atau bagian dari sirah nabawiyah berdasarkan sumber-sumber yang dapat dipercaya, kemudian beliau menjelaskan ibrah yang dapat dipetik dari sekuntum fragmen tersebut. Kemudian beliau juga membaginya dalam tahapan-tahapan da’wah menurut sirah nabawiyah. Inilah poin yang sangat perlu diperhatikan oleh para da’i dalam kajian fikih sirah.
Pada bagian penutup, Al Buthi memaparkan sejarah singkat khulafaur rasyidin, dari Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq hingga Khalifah Ali bin Abi thalib.

3. Al Manhaj Al Haraki lis Siratin Nabawiyah – Dr. Munir Muhammad Al Ghadban
Dr. Munir Muhammad Al Ghadban adalah salah satu tokoh pergerakan Islam yang juga dosen di Universitas Ummul Qura Makkah dan di Jami’ah Al Iman di Yaman.  Beliau merupakan salah satu anggota Jama’ah Ikhwanul Muslimin yang produktif.

Oleh karena itu, kajian fikih sirah yang dilakukannya berfokus pada studi tentang gerakan Islam, perjuangan,  dan sisi politisnya. Beliau menulis kajian fikih sirah yang disebutnya sebagai Manhaj Haraki ini dari sebuah pemikiran Sayyid Quthb tentang waqi’ah harakiyah, yakni fase-fase dalam manhaj pergerakan. Dari pemikiran Sayyid tersebut, Dr. Al Ghadban mempelajari sirah nabawiyah secara mendalam dan mengkajinya dalam perspektif gerakan da’wah.

“Sirah nabawiyah adalah aplikasi operasional ajaran Islam. Ia merupakan gambaran ideal upaya menegakkan negara Islam. Jika tahapan dan rambu-rambunya telah dipahami secara jelas, langkah itu akan disatukan dan ijtihad individual pun tidak akan berperan.
Dalam kajiannya tentang fase-fase pergerakan dari sirah nabawiyah, beliau membagi periodisasi manhaj haraki sebagai berikut:

Pertama,  sirriyatu ad da’wah wa sirriyatu ad tanzhim (berda’wah secara sembunyi-sembunyi dan merahasiakan struktur organisasi).
Kedua, jahriyatu ad da’wah wa sirriyatu at tanzhim (berda’wah secara terang-terangan dan merahasiakan struktur organisasi)
Ketiga, iqamatu ad daulah (mendirikan negara)
Keempat, ad daulah wa tatsbiti da’a’imiha (negara dan penguatan pilar-pilarnya)
Kelima, intisyaru ad da’wah fi al ardh(penyebaran da’wah ke seluruh dunia).

Dalam penulisan kajian ini, Dr. Al Ghadban tidak mendasarkan pembagian fase-fase pergerakan secara urut berdasarkan kronologi kejadian dalam sirah nabawiyah. Namun, beliau menyusunnya berdasarkan karekteristik peristiwa terkait dengan pergerakan. Dalam konsep pengejawantahan sirah nabawiyah pada masa pergerakan Islam kontemporer, beliau juga memberikan contoh-contoh teknis dalam perjalanan pergerakan islam di berbagai tempat.

Kajian fikih sirah dalam kitab ini, mau tidak mau menjadi bacaan wajib bagi para du’at dalam rangka memahami jalan da’wah yang akan ditempuhnya dan sikap pergerakan da’wah Islam terhadap kondisi realita saat ini.
Dato’ Seri Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang, Presiden Parti Islam Se-Malaysia, juga menulis kajian fikih sirah yang serupa dengan judul Fiqh Al Harakah Dari Sirah Nabawiyyah.

4. As Sirah An Nabawiyah, Durus wa ‘Ibra – Dr. Musthafa As Siba’i
Dr. Musthafa As Siba’i lahir tahun 1915 di Himsh, Suriah. Tahun 1933, beliau pergi ke Mesir, menimba ilmu di Al Azhar. Waktu kuliah inilah, As-Siba’i berkenalan dengan Hasan Al Banna dan gerakan Ikhwan. As Siba’i ikut ambil bagian mendirikan cabang Ikhwan di Suriah. Tahun 1945, As-Siba’i dipilih sebagai Muraqib ‘Amm Ikhwanul Muslimin Suriah.  Sekembalinya ke Suriah mencoba membuka Fakultas Syariah di Universitas Syariah tahun 1955 dan jadi dekannya untuk pertama kali.

Bagi yang membaca kitab ini, akan mengetahui  bahwa sang penulis sangat memahami dan telah menyelami perjalanan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam perpektif dakwah, risalah, dan kenabian. Jadi, apa yang dipaparkan oleh penulisnya adalah bekalan bagi para du’at Islam. Beliau mencoba mencerna hikmah dan pelajaran yang bisa membantunya mencetak ummat Islam untuk menjadi para da’i, pembimbing, dan penerang jalan kehidupan bagi ummat yang kegelapan dan bimbang.

Dari segi kuantitas, kitab ini tergolong ringan jika dibandaingkan dnegan kajian sirah nabawiyah yang lain. Namun, untuk kedalaman dan kemanfaatan isinya tidak perlu diragukan lagi.

5. Fiqh As Sirah – Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az Zaid
Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az Zaid adalah salah seorang di Universitas Al Imam. Beliau menulis kitab ini dalam jangka waktu 10 tahun. Sehingga kajian fikih sirah yang beliau lakukan benar-benar dalam. Dengan afiliasinya pada salafi, nampak bagaimana beliau cenderung menggunakan perspektif salafi. Namun, beliau tetap bersikap ilmiah dengan tidak fanatis pada kelompok tersebut.

Buku Fiqhus Sirah ini menyajikan perjalanan hidup Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dari beliau belum diangkat menjadi nabi hingga beliau wafat. Keunggulan sistematika penyajian dalam buku ini adalah pemaparan intisari, hikmah, ibrah, dan hukum terkait satu fragmen sirah nabawiyah yang disusun menurut poin-poin tertentu. Selain itu, kitab ini menyertakan rujukan yang kuat dari berbagai kajian ulama lain tentang bagian-bagian  sirah nabawiyah yang disertakan dalam catatan kakinya.

[Bumi Nyiur Melambai, 01.28 WITA, 27 Jumadil Awal 1432]
sumber:http://www.fimadani.com
Lengkapnya Klik DISINI

Petunjuk Rasulullah dalam Berbicara

Bagaimana Rasulullah SAW memberikan petunjuk dan contoh dalam berbicara? Ibnu Qayyim Al-Jauziyah meringkasnya dalam Zaadul Ma'ad sebagai berikut:
كان صلى الله عليه و سلم أفصح خلق الله وأعذبهم كلاما وأسرعهم أداء وأحلاهم منطقا حتى إن كلامه ليأخذ بمجامع القلوب ويسبي الأرواح ويشهد له بذلك أعداؤه

Rasulullah SAW adalah orang yang paling fasih bicaranya diantara makhluk Allah, paling enak didengar perkataannya, paling cepat penyampaiannya, dan paling manis tutur katanya. Hingga perkataan beliau itu sangat menyentuh hati dan menggugah jiwa. Bahkan musuh-musuhnya mengakui hal itu.
وكان إذا تكلم تكلم بكلام مفصل مبين يعده العاد ليس بهذ مسرع لا يحفظ ولا منقطع تخلله السكتات بين أفراد الكلام بل هديه فيه أكمل الهدي

Jika beliau berbicara, kata-katanya rinci dan jelas sehingga dapat dihitung oleh orang yang mau menghitung. Tidak terlalu cepat sehingga tak bisa diingat dan tidak terputus-putus atau diselingi oleh diam diantara penggalan-penggalan perkataanya. Tuntunan beliau dalam berbicara sangat sempurna.
قالت عائشة : ما كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يسرد سردكم هذا ولكن كان يتكلم بكلام بين فصل يحفظه من جلس إليه

Aisyah berkata: "Rasulullah SAW tidak pernah berbicara cepat seperti kamu ini, tetapi beliau berbicara dengan perkataan yang jelas, rinci, bisa dihafal oleh orang yang duduk bersamanya." (HR. Tirmidzi)
وكان كثيرا ما يعيد الكلام ثلاثا ليعقل عنه وكان إذا سلم سلم ثلاثا

Sering kali beliau sengaja mengulang perkataannya dengan tujuan supaya bisa dipahami. Apabila memberi salam beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.
وكان طويل السكوت لا يتكلم في غير حاجة يفتتح الكلام ويختتمه بأشداقه ويتكلم بجوامع الكلام فصل لا فضول ولا تقصير

Beliau termasuk banyak diamnya, tidak berbicara tanpa ada manfaatnya. Memulai dan menutup pembicaraan dengan ungkapan yang fasih. Beliau berbicara dengan ungkapan yang singkat namun luas maknanya (jawami'ul kalim). Berbicara dengan rinci, tidak lebih dan tidak kurang.
وكان لا يتكلم فيما لا يعنيه ولا يتكلم إلا فيما يرجو ثوابه

Beliau tidak berbicara tentang sesuatu yang tidak menjadi perhatiannya, dan tidak berbicara kecuali pada hal-hal yang diharapkan pahalanya. [Sumber: Zaadul Ma'ad karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah]
Lengkapnya Klik DISINI

Sejarah Perang Zaman Rasul dan Jumlah Korbannya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDqMpBCJwz5_Qkn16UQKmJHGlLcixpW75IMdxOY-nhc6KjaxAYpo3hGUKx_8jXvFOWqt_HKucm53AcrkjSfpQSvhdbGo2zRchazDdPiblgefyY60IatAEcWz5Vlhs7055C9YAs-BZ9obk/s1600/9484-004-41A5B444.jpg

Perang Badar
Inilah perang pertama yang dilakukan kaum muslimin. Sekaligus peristiwa paling penting bagi sejarah perkembangan da’wah Islam. Meski dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dibanding kekuatan musuh, dengan pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil menang menaklukkan pasukan kafir.

Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang sahabat dalam perang Badar. Ada yang mengatakan mereka berjumlah 313, 314, dan 31 7 orang. Mereka kira-kira terdiri dari 82 atau 86 Muhajirin serta 61 kabilah Aus dan 170 kabilah Khazraj. Kaum muslimin memang tidak berkumpul dalam jumlah besar dan tidak melakukan persiapan sempurna. mereka hanya memiliki dua ekor kuda, milik Zubair bin Awwam dan Miqdad bin Aswad al-Kindi. Di samping itu mereka hanya membawa tujuh puluh onta yang dikendarai secara bergantian, setiap onta untuk dua atau tiga orang. Rasulullah saw sendiri bergantian mengendarai onta dengan Ali dan Murtsid bin Abi Murtsid Al-Ghanawi.

Sementara jumlah pasukan kafir Quraisy sepuluh kali lipat. Tak kurang seribu tiga ratusan prajurit. Dengan seratus kuda dan enam ratus perisai, serta onta yang jumlahnya tak diketahui secara pasti, dan dipimpin langsung oleh Abu Jahal bin Hisyam. Sedangkan pendanaan perang ditanggung langsung oleh sembilan pemimpin Quraisy. Setiap hari, mereka menyembelih sekitar sembilan atau sepuluh ekor unta.

Perang Uhud
Kekalahan di Badar menanamkan dendam mendalam di hati kaum kafir Quraisy. Mereka pun keluar ke bukit Uhud hendak menyerbu kaum Muslimin. Pasukan Islam berangkat dengan kekuatan sekitar seribu orang prajurit, seratus diantaranya menggunakan baju besi, dan lima puluh lainnya menunggang kuda.

Di sebuah tempat bernama asy-Syauth, kaum muslimin melakukan shalat subuh. Tempat ini sangat dekat dengan musuh sehingga mereka bisa dengan mudah saling melihat. Ternyata pasukan musuh berjumlah sangat banyak. Mereka berkekuatan tiga ribu tentara, terdiri dari orang-orang Quraisy dan sekutunya. Mereka juga memiliki tiga ribu onta, dua ratus ekor kuda dan tujuh ratus buah baju besi.

Pada kondisi sulit itu, Abdullah bin Ubay, sang munafiq, berkhianat dengan membujuk kaum muslimin untuk kembali ke Madinah. Sepertiga pasukan, atau sekitar tiga ratus prajurit akhirnya mundur. Abdullah bin Ubay mengatakan, “Kami tidak tahu, mengapa kami membunuh diri kami sendiri?"

Setelah kemunduran tiga ratus prajurit tersebut, Rasulullah melakukan konsolidasi dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus prrajurit untuk melanjutkan perang. Allah memberi mereka kemenangan, meski awalnya sempat kocar-kacir.

Perang Mu’tah
Perang Mu’tah merupakan pendahuluan dan jalan pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Pemicu perang Mu’tah adalah pembunuhan utusan Rasulullah bernama al-Harits bin Umair yang diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra. Al-Harits dicegat oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam, ditangkap dan dipenggal lehemya. Untuk perang ini, Rasulullah mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu prajurit. Inilah pasukan Islam terbesar pada waktu itu.

Mereka bergerak ke arah utara dan beristirahat di Mu’an. Saat itulah mereka memperoleh informasi bahwa Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan kekuatan sekitar seratus ribu prajurit Romawi. Mereka bahkan mendapat bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih seratus ribu prajurit. Jadi total kekuatan mereka adalah dua ratus ribu prajurit.

Perang Ahzab
Dua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu untuk menumpas kaum muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum muslimin di Madinah sampai ke akar-akarnya. Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab (sekutu) adalah sekitar sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu disebutkan dalam kitab sirah adalah lebih banyak ketimbang jumlah orang-orang yang tinggal di Madinah secara keseluruhan, termasuk wanita, anak-anak, pemuda dan orang tua. Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, atas ide Salman al-Farisi, kaum muslimin menggunakan strategi penggalian parit untuk menghalangi sampainya pasukan musuh ke wilayah Madinah.

Perang Tabuk
Romawi memiliki kekuatan militer paling besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu’tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan. Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin kritis, karena suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan kekurangan pangan.

Mendengar persiapan besar pasukan Romawi, kaum muslimin berlomba melakukan persiapan perang. Para tokoh sahabat memberi infaq fi sabilillah dalam suasana yang sangat mengagumkan. Utsman menyedekahkan dua ratus onta lengkap dengan pelana dan barang-barang yang diangkutnya. Kemudian ia menambahkan lagi sekitar seratus onta lengkap dengan pelana dan perlengkapannya. Lalu ia datang lagi dengan membawa seribu dinar diletakkan di pangkuan Rasulullah saw. Utsman terus bersedekah hingga jumlahnya mencapai sembilan ratus onta seratus kuda, dan uang dalam jumlah besar. Abdurrahman bin Auf membawa dua ratus uqiyah perak. Abu bakar membawa seluruh hartanya dan tidak menyisakan untuk keluarganya kecuali Allah dan Rasul-Nya. Umar datang menyerahkan setengah hartanya. Abbas datang menyerahkan harta yang cukup banyak. Thalhah, Sa’d bin Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah, semuanya datang memberikan sedekahnya. Ashim bin Adi datang dengan menyerahkan sembilan puluh wasaq kurma dan diikuti oleh para sahabat yang lain.

Jumlah pasukan Islam yang terkumpul sebenarnya cukup besar, tiga puluh ribu personil. Tapi mereka minim perlengkapan perang. Bekal makanan dan kendaraan yang ada masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah pasukan. Setiap delapan belas orang mendapat jatah satu onta yang mereka kendarai secara bergantian. Berulangkali mereka memakan dedaunan sehingga bibir mereka rusak. Mereka terpaksa menyembelih unta, meski jumlahnya sedikit, agar dapat meminum air yang terdapat dalam kantong air onta tersebut. Oleh karena itu, pasukan ini dinamakan jaisyul usrrah, atau pasukan yang berada dalam kesulitan.

Perbandingan Perang Dalam Perkembangan Islam dan Perang - Perang Lain

Tetapi harus diingat, perang dalam Islam bukan untuk kepentingan politik, kelompok, ras maupun golongan tertentu. Perang adalah pilihan terakhir demi tercapainya masyarakat yang adil, damai, tunduk dan patuh terhadap aturan Sang Pemilik Yang Tunggal. Jadi tujuan perang bukan untuk mencari korban dan asal membunuh saja.

Hal ini jelas tercermin dari jumlah korban selama peperangan yang terjadi pada masa hidup Rasulullah. Tercatat selama 23 tahun itu telah terjadi kurang lebih 20 perang besar. Dr. Muhammad Imarah, seorang cendekiawan Muslim Mesir terkenal melakukan penelitian. Ternyata jumlah korban yang jatuh selama itu hanyalah 386 orang saja, baik dari pihak Muslim maupun pihak musuh.

Detail jumlah Korban:
  1. Perang Badar tahun 2 Hijriyah, korban kafir 70 orang, korban muslim 14 orang
  2. Operasi Abdullah bin Jahsy tahun 2 Hijriyah, korban kafir1 orang, korban muslim tidak ada.
  3. Perang As-Sawiq tahun 2 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim tidak ada.
  4. Operasi Ka'ab bin Asyraf tahun 3 Hijriyah, korban kafir 1 orang, korban muslim tidak ada
  5. Perang Uhud tahun 3 Hijriyah, korban kafir 22 orang, korban muslim 70 orang
  6. Perang Hamra'ul Asad tahun 3 Hijriyah, korban kafir 1 orang, korban muslim tidak ada
  7. Operasi Raji' tahun 3 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim 7 orang
  8. Operasi Bi'ru Ma'unahtahun 3 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim 27 orang
  9. Perang Khandaq tahun5 Hijriyah, korban kafir 3 orang, korban muslim 5 orang
  10. Perang Bani Quraidhahtahun 5 Hijriyah, korban kafir 600 orang, korban muslim tidak ada. Tapi sebenarnya angka ini tidak bisa dikatakan sebagai korban perang, karena 600 orang itu memang dihukum mati karena pengkhianatan yang sangat menyakitkan.
  11. Operasi Atik 5 Hijriyah, korban kafir1 orang, korban muslim tidak ada
  12. Perang Dzi Qird tahun 6 Hijriyah, korban kafir 1 orang, korban muslim tidak ada
  13. Perang Bani Mushthaliq tahun6 Hijriyah, korban kafirtidak ada, korban muslim 1 orang
  14. Perang Khaibar tahun 7 Hijriyah, korban kafir 2 orang, korban muslim 20 orang
  15. Perang Wadilqura tahun 7 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim 1 orang
  16. Perang Mu'tah tahun 8 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim 11 orang
  17. Perang Fathu Makkah tahun 8 Hijriyah, korban kafir 17 orang, korban muslim 3 orang
  18. Perang Hunain tahun 8 Hijriyah, korban kafir 84 orang, korban muslim 4 orang
  19. Perang Thaif tahun 8 Hijriyah, korban kafir tidak ada orang, korban muslim 13 orang
  20. Perang Tabuk tahun 2 Hijriyah, korban kafir tidak ada, korban muslim tidak ada

Jumlah Korban Perang Non-Islam dan atau Muslim Sebagai Korbannya

Korban Perang Agama Kristen di Eropa
Coba bandingkan dengan perang saudara sesama Kristen antara sekte Katholik melawan Protestan di Eropa yang jumlah korban jiwa mencapai 10 juta nyawa. Kalau dikatakan bahwa Islam itu haus darah, karena perangnya telah merenggut 386 nyawa, lalu Katholik dan Protestan yang berperang saudara dan menewaskan 10 juta nyawa itu mau kita sebut apa? Filosuf Perancis, Voltire (1694-1778), menyebutkan bahwa korban nyawa 10 juta orang itu terjadi di masa lalu, sama dengan 40% penduduk Eropa Tengah. Coba pikir lagi, siapa sih yang haus darah?

Korban Revolusi Bolsevic
Di Rusia untuk mewujudkan komunisme dilaksanakan Revolusi Bolsevic pada tahun 1917. Dan untuk itu telah terbunuh 19 juta orang. Setelah komunisme berkuasa, telah terhukum secara keji sekitar 2 juta orang dan sekitar 4 atau 5 juta orang diusir dari Rusia. Apakah kita masih mau bilang Islam itu harus darah, lalu komunisme itu mau kita bilang apa?

Korban Bom Atom Amerika di Jepang
Di tahun 1945, Amerika telah menjatuhbom di Hiroshima yang merenggut nyawa 140 ribu orang. Sedangkan di Nagasaki jumlah korbannya 70 ribu jiwa. Belum terhitung mereka yang luka, sakit dan cacat seumur hidupterkena radiasi nuklirnya.

Pengeboman itu dilakukan resmi oleh pemerintah Amerika di bawah kepemimpinan Rosevelt, Presiden USA saat itu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, penemuan besar tenaga nuklir digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Yang harus darah itu Islam atau Amerika?

Korban Suku Indian
Jauh sebelum benua Amerika didatangai bangsa Eropa, sudah terdapat suku asli yang menghuni dengan damai benua itu. Namun pada tahun 1830 lahir Indian Removal Act, peraturan yang memungkinkan pengusiran terhadap bangsa Indian demi kepentingan para pendatang yang didominasi oleh kulit putih. Akibatnya, lebih dari 70.000 orang Indian diusir dari tanahnya sehingga mengakibatkan ribuan orang meninggal.

Korban Rwanda
Di Rwanda, kurang lebih 800.000 suku Tutsi menjadi korban pembantaian terencana oleh tokoh- tokoh militan suku Hutu, bahkan sebagian suku Hutu sendiri yang beraliran moderat, dalam arti tidak memusuhi suku Tutsi, juga menjadi korban pembantaian tersebut.

Korban Perang Dunia Kedua
Di tahun 1945, jumlah populasi umat manusia di muka bumi tercatat sebanyak 1, 9 milyar orang (1.971.470.000 jiwa). Di masa itu terjadi perang dunia kedua, tercatat jumlah korban jiwa mencapai angka fantastis, tidak kurang dari 62 juta orang, tepatnya 62, 537, 400 jiwa. Itu sama saja pembunuhan 3, 17% jumlah populasi umat manusia di muka bumi.

Dan perang itu melibatkan negara adidaya saat itu, yang nota bene bukan negeri Islam. Masihkah kita menuduh Islam sebagai agama peperangan? Pernahkah peradaban Islam melahirkan perang dunia?

Korban Pembantaian Yahudi di Palestina
Kelompok teroris Yahudi pimpinan Menachem Begin dengan anggota-anggotanya, antara lain Ariel Sharon, pada tahun 1948 pernah membantai 1.000 orang Arab penduduk Deir Yassin, selatan Jerusalem.

Dan Ariel Sharon ketika menjabat Menteri Panglima Angkatan Bersenjata Israel, terlibat pembantaian 3.000 warga sipil Palestina di kamp pengungsi Sabhra dan Shatila, selatan Lebanon tahun 1982.

Itu bukan perang tapi pembantaian. Pasukan bengis Yahudi Israel datang ke Palestina dan menembaki warga sipil yang tidak berdosa. Masih pulakah kita katakan Islam sebagai agama haus darah? Dan apakah kita masih ingin bilang bahwa Yahudi itu ramah, penuh kasih dan lemah lembut?

Korban Serbia di Bosnia
Pasukan Serbia dipimpin oleh Slobodan Milosevic melakukan operasi pembersihan etnis secara sistematis di kota-kota yang dikuasainya selama perang berlangsung. Sedikitnya 200.000 orang tewas dalam perang empat tahun tersebut. 
 
sumber : (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7209088)
Lengkapnya Klik DISINI

Wong Fei Hung adalah Pendekar Islam


Wong Fei Hung adalah Pendekar Islam. Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hongkong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?


Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, ahli Pengobatan, dan ahli beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei Hung adalah Pendekar IslamWong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi.

Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris.

Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek.

Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.


sumber:http://sayaberitahu.blogspot.com/2011/06/wong-fei-hung-adalah-pendekar-islam.html
Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......